Sabtu, 31 Maret 2012
Jumat, 30 Maret 2012
Naik Kereta Api Tuut Tuut Tuuuuuttt #3
Ini cerita tentang perjalanan pulang ke Jakarta, hari Minggu kemarin. Entah kesambet apa, saya naik kereta yang pagi, pertimbangan waktu itu, karena pas mudik saya bawa koper ukuran sedang, kalau Minggu malam nyampai Jakarta pagi, takut macet ribet naik ojeknya. Selain itu, hampir dua tahun saya PP Jakarta-Solo, belum pernah sekalipun saya foto-foto pemandangan, ya... engga begitu menarik karena kebanyakan sawah. Hemmmphh jadi pengen ke Semarang, jeprat jepret pemandangan selama ke Semarang kan bagus.
back to topic, pada akhirnya saya engga jadi bawa pulang itu koper gara-garanya lemari buku saya di rumah udah over load, engga ada tempat buat nyimpen buku-buku yang kemarin saya bawa pulang, selain itu pegangan kopernya PUTUS sodara sodara, padahal baru sekali saya pakai, ini nih bawaan saya waktu itu, itu putus saya bawa pulang, pegangan atas putus mau diangkut ke taksi, yang kedua pas di bandara
Ini penampakannya
Akhirnya saya pulang cuma bawa ransel dan tas slempang aja, baru 20 menit jalan keretanya mogok,gara-gara lokomotifnya mati. Dan entah kenapa, perjalanan kemarin perjalanan yang tak nyaman, saya pusing, mual, kedinginan. Tapi masih sempat sih jeprat-jepret.
Ini beberapa foto:
Stasiun Solo Balapan
Suasana dalam kereta
Sawah-sawah
Hampir sampai di stasiun Tugu, Jogja
Hujan, I love it
Pemandangan lain
GS Lt4, Jum'at 30 Maret 2012
09.34
Kamis, 29 Maret 2012
Presiden Terlewatkan
PDRI dan RIS merupakan fakta sejarah tanpa bisa dibantah
PDRI dan RIS merupakan dua titik balik dalam evolusi republik
Soekarno, menjadi presiden pertama, sehari setelah proklamasi hingga agresi militer Belanda kedua
Sjafruddin Prawiranegara, presiden kedua, meneruskan pemerintahan hingga Soekarno-Hatta yang ditawan dibebaskan
Assaat, presiden ketiga, 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, memimpin Republik Indonesia, dimasa NKRI belumlah utuh
Syafruddin dan Assat, dua presiden yang terlewatkan, jasa besar mereka terselip jaman, tersembunyi, dibalik keterlibatan selama PRRI, menguap, karena Syafruddin dan Assaat dianggap berjalan dalam sejarah dalam sejarah yang gelap
BEGITULAH SEJARAH MENYEMBUNYIKAN BENAR-SALAH, DAN TAK MENYISAKAN TEMPAT SEPANTASNYA BAGI YANG KALAH
By Mata Najwa, Rabu, 13 April 2011
gambar dari sini
Pencari Keadilan
Kepada hukum di negeri tebang pilih
Kejahatan dan kekuasaan berjalin janji lewat upeti
Di negeri berjuta undang-undang, keadilan seolah barang
Menjadi dagangan mereka yang punya uang dan wewenang
Hukum seharusnya menjadi persamaan bagi si Raja dan si kecil yang jelata
Yang tegak bukan hanya di pengadilan tapi dalam keadilan
Sebanyak itu aturan dipertontonkan, sekeras itu juga kepatutan dipermainkan
Korban dipinggirkan, sementara para pembesar mengumbar janji yang membuaikan
Dalam dunia nyata kita tahu hukum masih soal silat lidah penguasa
By Mata Najwa, Rabu, 28 Maret 2012
gambar dari sini
Langganan:
Postingan (Atom)
