Selasa, 24 Juni 2014

Be Smart Mom

Sejak masa lajang, saya selalu menulis quote "be great woman, wife, and mom". Quote ini tercetus saat saya dan seorang sahabat saya ngobrol tentang kita ke depan  mau jadi apa. Pemikiran kami memang mirip, bertekad saat masih "bebas" mau berkarir, namun kami berencana akan berkarir dalam rumah tangga saat menikah nanti. Saling mengingatkan bekal untuk masa depan karena dari kitalah para perempuan, anak-anak kita nanti menjadi apa.  Al Ummu Madrasatul 'Ula (seorang ibu adalah sekolah terbaik bagi anaknya).

Itupun yang berusaha saya lakukan saat mengetahui telah ada titipan Allah dalam rahim saya. Saya bergabung dalam beberapa group di facebook, mulai dari AIMI  (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia), SAM ( Sharing ASI MPASI), HHBF (Health Homemade Baby Food), dsb. Bahkan setiap dokumen AIMI saya print saya jilid, saya pelajari satu persatu. Semua dibahas lengkap, persiapan yang dilakukan semenjak hamil sampai membahas mitos. Di situ saya benar-benar dibukakan mata saya. Oh ya, dari sebelum menikah saya membeli buku Ayah ASI, buku tersebut merupakan kumpulan tulisan-tulisan para ayah yang mendukung ASI.

Pernah saya baca status seorang teman kurang lebih, "mbok jangan saklek-saklek ngikutin aturan, kita ini para ibu juga pasti ngasih yang terbaik bagi anaknya". Saya cuma diam, meskipun tidak tahu dengan pasti, karena tidak pernah ada rekam medis. Saya mau cerita, sejak kecil telinga saya ini bagian dalam sering sakit. Dokter cuma bilang jangan kecapekan. Ini berlanjut terus, sampai kemudian sekitar tahun 2008, saya merasakan telinga yang teramat sakit. Disenggol aja saya pasti jerit, dokter tanya riwayat sakitnya. Kata dokter harusnya sejak kecil saat sembuh dulu di"lacak" penyebab sakitnya, karena kalau sekarang sudah terlambat, cuma bilang infeksi.

Sampai kemudian saya menemukan di dokumen AIMI salah satu dampak buruk dot adalah infeksi telinga pada anak, kenapa? Karena jika anak menyusu langsung dia akan menghisap dan saluran eustachius akan menutup, sehingga ASI tidak akan masuk telinga, berbeda dengan dot diisap atau tidak susu akan tetap mengalir, sementara jika saluran eustachius akan membuka yang berisiko susu masuk ke telinga. Mungkinkah ini dampak saya dulu ngedot? Mungkin saja.

Di samping itu, bisa dibilang daya tahan tubuh saya ini kurang, dari kecil sering sakit, dulu makan coklat secuil bisa diare berhari-hari. Perlu diketahui saya minum ASI hanya sampai 7 bulan itupun campur sufor, alasannya ibu kerja. Lalu akankah saya menyalahkan ibu saya, tidak. Karena saya tahu beliau pasti berusaha memberikan yang terbaik, sayangnya mungkin terbatasnya ilmu beliau tentang hal ini.

"Ahh... aku dulu juga ngedot ga pa pa"  pasti ada yang akan bilang begitu, suami pun bilang begitu ke saya. Lalu saya bilang, bukankah setiap anak daya tahan tubuhnya berbeda-beda?

Mengajak lingkungan saya, suami bahkan ibu saya sendiri untuk pro ASI bukan sesuatu yang mudah. Bahkan ketika saya kekeuh nyari rumah sakit yang pro IMD, ASI, dan room-in (rawat gabung) pun bukan sesuatu yang mudah. Berusaha nonton bareng proses IMD melalui youtube adalah salah satu caranya, mengajak suami baca buku tentang ayah ASI untuk suami pun harus kayak ngingetin makan.

Saya menyerah? Kadang. Akhirnya saya cuma bilang, ada UU nya lho kalau sampai RS memberi sufor tanpa seijin keluarga. Ada peraturannya juga bahwa bayi memiliki hak untuk memperoleh ASI ekslusif sampai 6 bulan, kemudian baru diberi tambahan.

Lalu berhasilkah saya? Belum. Allah punya rencana lain, bayi kami pergi duluan ke rumah Allah saat lahir. Pengalaman pertama yang saya alami adalah bahkan ketika akan dilakukan Sectio Caesar (Operasi) untuk tindakan darurat waktu itu, saya masih sempat bilang " dok, ijinkan saya IMD jika nanti telah lahir", dan dokter bilang "Pasti bu, jika memungkinkan pasti IMD", tapi Allah punya rencana lain.

Lalu apa tujuan saya menulis ini? Saya merasa paling ngerti? Tentu tidak, kita semua terus belajar. Hati saya sedih setiap kali melihat bayi, lebih sedih saat mereka tidak mendapatkan hak-nya. Misal tidak ASI, MPASI dini, menyapih dengan paksa.  Saya tahu itu adalah anak-anak mereka, mereka sebagai orang tua punya caranya sendiri untuk memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, tapi yuk kita memberikan yang terbaik dengan ilmu yang terbaik pula.

Cita-cita saya saat ini adalah saya ingin menjadi konselor ASI, tapi pengetahuan yang minim, pengalaman yang belum ada membuat saya masih ragu. Jika diijinkan suami, saat Allah mengijinkan saya kembali diberi titipanNya, saya pun ingin ikut donor ASI.

Pengalaman saya setelah melahirkan kemarin, ditanya perawat, apakah ASI saya akan didonorkan atau dihentikan saja. Karena kondisi saya waktu itu yang tidak stabil, saya pilih menghentikan. Dan, meskipun diberi obat penghenti ASI, sampai sebulan ASI saya masih keluar meskipun hanya setetes-setetes. Saat itu ada rasa sedih, andai saya bisa memberikan ASI saya untuk orang lain.

Dari masa kehamilam, saya selalu dan selalu bilang ke suami, apapun yang terjadi nanti, tolong usahakan beri anak kami ASI. Ijinkan dia diberi donor ASI jika saya tak mampu memberi. Suami malah bilang "jangan ngomong aneh-aneh deh". Mungkin benar saya saklek soal hal ini, karena saya ingin anak saya tidak seperti saya yang sering sakit.

Waktu itu saya sodori facebooknya  Karel Sulthan Adnara, anak dari A' Nazrul Anwar dan alm. Teh Ratna. Saya kenal beliau? Tidak. Saya tahu ketika di grup ODOJ (One Day One Juz) brodcast tentang butuh ASI, singkatnya teh Ratna meninggal saat melahirkan Karel, dan salah satu pesannya adalah Karel harus ASI, dan A Nazrul ini menepati, terakhir saya lihat stok ASIP dari para pendonor cukup untuk kebutuhan Karel sampai umur satu tahun nanti. Masha Allah. Semangat beliau ini yang memacu saya ketika itu untuk bisa memberikan ASIX untuk anak-anak kelak.

Di sini, saya tidak akan menjudge para ibu yang akhirnya memberikan sufor pada anaknya, cuma ingin mengajak mari kita sama-sama belajar memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita. Yuk bunda-bunda, kita sempat untuk "bermain" facebook, twitter, path, atau media sosial lainnya, tentu kita tak ada ruginya dengan ganti melihat dokumen-dokumen AIMI maupun info-info lain yang penting untuk bayi-bayi penerus kita ini. :)

Giriwoyo, Selasa 24 Juni 2014
17.20

Senin, 23 Juni 2014

Pemilu 2014

Akhirnya mengeluarkan unek-unek juga soal pemilu. Sebenarnya kejadian ini sudah mulai saat Pileg kemarin. Saat saya menerima broadcast BBM buat mulai pilih partai "berhitung". Jujur dari awal saya memang mau golput aja, selain saya memang ga pernah tau siapa-siapa yang mau saya pilih saya juga sudah engga percaya lagi sama mereka yang katanya akan menyuarakan suara hati rakyat.

Makin heboh saat Pilpres, bukan lagi cuma di BC yang menjelekkan antar capres tapi juga beranda facebook saya. Dan jujur kok saya makin ilfil sama partai "berhitung" ini. Jadi saat pileg kemarin, teman saya pasang DP BBM screenshoot twitter seorang penyanyi yang dukung partai mereka, nah kebetulan jauh sebelum si penyanyi ini jadi jawara saya sudah follow akunnya, jadi saya tau dong dia ngetweet apa aja, dan saya inget dia ga pernah ngetweet itu. Saya coba stalking lagi, dan benar si penyanyi ini ga pernah ngetweet itu. Dan akhirnya saya coba telusur akun twitter yang ada dp BBM tadi, yaelaaaaah bro setelah saya stalking ternyata itu sebenarnya akun promosi, yang namanya kemudian diubah jadi nama akun si penyanyi terkenal itu. Saya BBM lah temen saya ini, itu palsu, temen saya bilang cuma dapet dari temennya. -______-

Nah semalem makin ilfil lagi, lagi-lagi via twitter, seorang financial planner ngetweet, kalau fotonya diedit salah satu kader partai yang sama dengan cerita saya sebelumnya, menjadi pendukung capres tertentu, padahal yang bersangkutan mendukung capres yang satunya. Yaelaaaaah... maen edit-edit mulu.

Tadinya saya mah biasa aja sama parpol mana juga, EGP alias emang gue pikirin. Tapi ya itu kayaknya kok membabi buta aja. Udah beberapa teman di facebook yang terpaksa saya remove (karena kalau pakai hp kok ga nemu "tombol" unfollow). Saya engga tau mau dukung siapa, wong saya sama-sama engga yakin sama keduanya, tapi paling males kalau udah saling jelek-jelekin, menganggap dirinya paling we-o-we-be-ge-te aliaw wow banget. Saya sebagai orang awam yang kemungkinan golput lagi, agak males sama yang kayak gitu-gitu lah. Kedamaian dan ketentraman dunia perfacebookan nampaknya mulai hilang. Yang dibawah, alias para pendukung udah pada perang, padahal yang didukung juga belum tentu peduli sama nasib mereka. >.<

Nah, satu lagi herannya yang kampanye mulu itu mantan rekan kerja atau temen lain yang statusnya PNS, padahal setau saya PNS termasuk pihak yang harusnya netral. Kemarin sempet googling, ada kok aturannya yang melarang, yang lucu waktu itu ada yang bilang "boleh kok, coba baca aturannya no sekian" (saya lupa) sementara kemudian ada yang bilang "engga boleh, kemarin udah ada surat edaran dari sekjen", wkekekek notabene keduanya sama-sama kerja di instansi yang sama, sama dengan tempat saya dulu kerja. Nah loo nah loo...

Kalau saya pribadi, terserah mau pilih no 1 mau no 2 tapi mbok yo wis, yang dukung no. 1 ga usah jelek-jelekin no. 2 begitupun sebaliknya, yang no.2 juga ga perlu nunjuk ini lho gue paling keren no.1 ga bisa kayak gue ataupun sebaliknya. Yaa seperti yang saya bilang tadi, para pendukung udah kayak mau perang aja, padahal kalau ada apa-apa belum tentu yang didukung bakal belain mati-matian juga. :p

Udah ah, segitu aja unek-unek dari warga negara yang udah mulai jenuh dengan perang di dunia maya, harapan saya cuma semoga tanggal 9 Juli segera berlalu, karena merindukan ketentraman dunia maya. Hehehehe

Giriwoyo, Senin 23 Juni 2014
09:26

Selasa, 10 Juni 2014

Surat untuk Bidadari #14

Assalamu'alaykum kesayangan ibu...

Bica sayang,
Beberapa hari terakhir ibu banyak mengingat sesuatu karenamu, yang membuat ibu ingin kembali mengucapkan terima kasih untukmu. Selain karena Bica, ibu jadi lebih banyak lagi memperdalam agama, karena ibu ingin menjadi ibu yang terbaik untukmu, ibu baru sadar ternyata kehadiranmu selalu hadir di hari Jum'at, hari yang istimewa, hari yang penuh barokah bagi umat Islam.

Meski ibu tak ingat lagi tanggal berapa ibu melakukan tes kehamilan, tapi ibu ingat sayang, hari itu adalah hari Jum'at sekitar pukul 03.00 pagi di bulan Mei. Hari yang sama dan di jam yang nyaris sama pula kamu hadir. Hadir dalam rahim ibu dan bersiap hadir ke dunia.

Bica sayang,
In shaa Allah sebentar lagi ibu dan ayah akan pindah rumah, ibu meninggalkan rumah-rumah yang pernah ada kenangan kita di sini. Alhamdulillah, ayah membelikan rumah yang mungkin dulu ibu bayangkan menjadi tempat kita banyak menghabiskan waktu bersama. Tapi tak apa Bica, kelak in shaa Allah kita akan bersama lagi di rumah yang lain, yang kita tak kan terpisah lagi.

Bidadari ibu,
Hari ini tepat 5 bulan Bica pergi ke surga, kadang ibu membayangkan sedang apa Bica di sana, ayah sering bilang Bica lagi main sepeda. Ibu kangen sayang, dan ibu hanya bisa berdoa, semoga bidadari ibu selalu bahagia dan kelak kita bisa bersama-sama lagi ya sayang. Aamiin

Kabica,
Jika suatu hari nanti akan hadir Debica maupun Abica, percaya ibu ya sayang, ibu ga akan pernah melupakan Kabica, ibu akan memperkenalkan Debica ataupun Abica ke Bica.

Bica,
Selalu bahagia di surga ya sayang, ibu selalu merindukanmu.

Jasmine House, Selasa 10 Juni 2014
19:33

 

Ndoroayu's Zone Template by Ipietoon Cute Blog Design