Rabu, 24 November 2010

[Membuat ] Hidup [Saya] Sesederhana Facebook

Saya yakin Anda pasti pernah menghadapi situasi rumit. Situasi rumit ini bisa terjadi karena beberapa sebab. Bisa karena memang masalah yang dihadapi begitu kompleks namun tidak jarang sebenarnya kita sendiri yang membuatnya nampak rumit.

Rumit dan tidaknya suatu masalah sebenarnya tergantung darimana kita melihat dan menyikapinya. Kadang (dan lebih sering) masalah yang kita hadapi nampak begitu rumit karena terbungkus kekhawatiran-kekhawatiran yang cenderung berlebihan. Padahal sesuatu yang nampaknya sulit sering kali karena belum dicoba. Perasaan khawatir dan takut lebih menguasai daripada logika.

Ya, seperti saya. Saya termasuk orang yang seperti itu. Mengkhawatirkan hal-hal yang akan terjadi. Waspada dan antisipasi itu perlu, namun jika berlebihan yang terjadi justru seperti ini. Segala sesuatu yang sederhana menjadi ribet dan rumit jika sudah di tangan saya.

Saya sedang berusaha menerapkan hidup itu simpel, sederhana. Sesimpel facebook.

1. CONFIRM
Bertemu dan menerima orang yang memang ingin dimasukan dalam friend list.

2. IGNORE
Bertemu orang yang dikenal maupun tidak dikenal dan tidak ingin dimasukan dalam friend list. Cukup tahu saja

3. REMOVE FROM FRIEND
Duh orang ini mulai mengganggu kehidupan saya. Hehehehe

4. BLOCK THIS PERSON
Orang ini mulai sangat mengganggu. Aarrrghh

5. (Kombinasi) REMOVE FROM FRIEND dan BLOCK THIS PERSON
Adalah orang-orang yang cukup membuat saya menyesal mengenalnya.Kehadirannya sangat mengganggu saya.

Ya… saya sedang berusaha membuat hidup saya sesimpel itu. Diam-diam tetap bergerak. Karena diam saya bukan berarti saya tidak berpikir. Karena DIAM belum tentu TAK
PEDULI.

*saat muak melihat orang-orang suka MEMBUAT keruh keadaan dan orang-orang BERTOPENG.

KHM NO.4, Rabu, 24 Nopember 2010
04:12:25

Selasa, 23 November 2010

Lagi Lagi Dia

Ahh... Lagi-lagi dia lagi-lagi dia...
Siapakah dia?
Dia yang semakin membuatku MALES *catet udah di BOLD,CAPITAL lagi,menunjukkan kejengkelan saya.
Siapakah dia?
Dia yang selalu sotoy, 4L@y, lebay, mengomentari hal-hal yang dia tidak tahu. Menjudge dan menimbulkan masalah baru.
Ahh.. lagi-lagi dia...

Sabtu, 20 November 2010

(Saya hari ini #2)

Saya hari ini

Seperti kapas

Laksana selembar tisu


Mudah terhempas


Saya hari ini

Masih sama seperti waktu itu

Dengan lingkar panda yang tak kunjung menghilang


Saya hari ini

Merasa kembali ke saat itu

Melihat kebahagiaan hanya semacam bayang-bayang


GS Lt4, 19 Nov 2010

15:59:25

Dilarang Bicara

Kejadian ini terjadi sekitar seminggu yang lalu. Pada sebuah web yang sama dimana teman saya pernah menumpahkan unek-uneknya, muncul lagi unek-unek atau lebih tepatnya sebuah pertanyaan yang umum ditanyakan yaitu kejelasan dari sebuah perekrutan “buruh”.

Pertanyaan yang wajar ditanyakan, bagaimana standar penerimaan? Ketika ada kenyataan bahwa ternyata suatu pendaftar tidak memenuhi standar maka pastinya dia tidak bisa menempati jabatan yang dibutuhkan, yang akhirnya posisi itu kosong. Namun, kenyataan menurut si penyampai unek-unek adalah tiba-tiba muncul seseorang yang entah dia akan memenuhi posisi yang kosong yang mana.

Menurut saya pribadi wajar ketika ada orang yang bertanya semacam itu, dan dia juga menyampaikanya pun di tempat yang memang selayaknya seseorang menyampaikan segala unek-uneknya. Saya rasa itu tempat yang tepat daripada berkoar-koar di tempat ga jelas. Ibaratnya jika kita dalam sebuah keluarga, kita merasa tidak nyaman dengan salah satu anggota keluarga kita, kita lebih baik mengkritiknya langsung,bukan menggosip dengan tetangga.

Namun yang terjadi adalah pihak yang bertanggungjawab untuk menjawab pertanyaan si penyampai unek-unek justru merasa si penyampai unek-unek ini kurang ajar, dan merasa itu merupakan bentuk pembangkangan atau apalah. Padahal menurut saya, dari segi bahasa pun si penyampai unek-unek ini menyampaikannya dengan biasa saja tidak ada kalimat penghinaan atau apa. Dan saya yakin tidak sedikit yang memiliki pertanyaan ini, hanya saja mungkin mereka sama seperti saya lebih memilih diam daripada bervokal. Tidak ada penjelasan lebih lanjut, karena dari yang saya dengar salah satu pihak yang bertanggungjawab justru meminta atasan si penyampai unek-unek untuk menegur atas tindakan si penyampai unek-unek.

Saya tidak tahu bagaimana kelanjutannya, yang saya sayangkan,ketika itu sudah muncul di sebuah forum, kenapa tidak dijelaskan secara gamblang. Sudah banyak orang yang membaca, dan dengan berhentinya tanpa kejelasan membuat orang menjadi memiliki spekulasi macam-macam.

Entahlah..

KHM No.4, Jumat, 19 Nopember 2010
00:45:18

(Belajar Kepada) Ikan Salmon

Kali ini saya ingin menceritakan tentang seekor salmon dari teman saya. Jangan membayangkan saya diberi hadiah ikan salmon *apa salmon termasuk jenis ikan yang dipelihara?hihihi atau ditraktir makan ikan salmon *ini sih ngarep. Ini tentang perumpamaan yang dia katakan dan entah dari mana sumbernya.

Minggu kemarin,seperti biasa saya mewek-mewek, kesal, kecewa, dan marah. Saya rasa efek PMS (Pre Menstruasi Syndrome)yang begitu dahsyatnya *doh lebay!!!, saya menelepon teman saya ini, ngobrol kesana kemari, menghilangkan kejengkelan, kemarahan, dan kesedihan, sampai akhirnya kami ngobrol tentang sebuah topik, lingkungan.

Bukan tentang kampanye Go Green, tetapi tentang lingkungan pergaulan kita, lingkungan kerja, lingkungan tempat kita bersosialisasi. Ketika itu saya bercerita, saya suka kesal sendiri, kenapa sih selalu ada orang-orang yang saya sebut penjilat, tukang tipu, dsb. Saya cerita panjang lebar tentang keadaaan-keadaaan yang sering saya lihat, dari hal kecil dan tidak penting sampai hal yang lebih tidak penting lagi. Hehehehe. Contohnya kenapa sih orang itu susah banget mengakui kesalahan, kenapa sih ada orang yang suka “menjilat”, kenapa ada orang yang suka berlindung dibalik jabatan, harta, dan kekuasaan yang dimiliki? kenapa sih orang itu ada yang seperti ini seperti itu?

Dan teman saya menjawab, "itulah hidup". Kenyataan memang seperti itu,yang terpenting kamu bisa jadi ikan salmon. “Ikan salmon?” tanya saya waktu itu.

Jawaban dia, “Iya, ikan salmon, kamu tahu? Ikan salmon itu ikan yang mampu melawan arus, ikan yang selalu berusaha melawan arus saat dia bermigrasi dari laut ke sungai. Seperti sekarang, seandainya kamu berada dalam suatu lingkungan yang kamu tidak nyaman, pertanyaannya, apa kamu bisa merubahnya? Jika belum bisa, setidaknya jangan sampai terbawa arus, jadilah ikan salmon.”

Kalaupun kamu belum bisa merubah suatu keadaan menjadi lebih baik,yang terpenting jangan sampai terbawa arus.
KHM No.4, Rabu, 27 Oktober 2010
1:30:21

Senin, 15 November 2010

Si Pengecut yang Bernyali Ciut

Entah sudah berapa kali, saya menulis sebuah artikel, saya edit, saya perhalus, namun yang terjadi semua malah menjadi absurd. Saya takut apa yang saya tulis berujung sama seperti kasus Prita Mulyasari.
Berulang-ulang, hingga saat ini saya belum berani untuk meng-upload-nya di MP.
Kita hidup di negara yang demokrasi, bebas namun bertanggungjwab. Namun, kenyataannya seperti itukah? Itu yang saya takutkan.
Entah kapan, saya berani mengungkapkannya.
GS Lt.4, Senin, 15 November 2010
08:53:53
 

Ndoroayu's Zone Template by Ipietoon Cute Blog Design