Senin, 21 Desember 2015

Cerita Bena (Perlengkapan MPASI)

Sesuai janji sebelumnya, kali ini saya akan berbagi cerita soal perlengkapan MPASI. Ini ga mutlak lho bu ibu, buat saya ini pendukung untuk mempermudah saya, dengan perlengkapan yang ada di dapur pun tak masalah, yang jadi masalah kalau males bikin makanan bayi.

Oh ya untuk foto menyusul ya (walaupun entah kapan akan diupload *jitak)

1. 1 Set tempat makan dan minum
Pakai mangkok dan sendok kecil yang ada di rumah pun engga masalah ya bu, yang penting kalau dari plastik yang BPA free ada kode angka 5. Kebetulan Bena kemarin dapat beberapa set perlengkapan makan sebagai kado, walaupub ibunya tetep sempat beliin juga hehhe, salah satu produk yang sendoknya bisa sebagai indikator panas engganya makanan.

2. 1 Set perlengakapan MPASI Pigeon
Bukan promosi merk ya, ini satu set ada mangkok untuk penyajian, mangkok untuk numbuk, perasaan jeruk, sendok, sekaligus tumbukannya.

3. Slow Cooker
Ini kayaknya panci ajaib buat para ibu-ibu termasuk saya. Sebelum akhirnya nemu ilmu ajaib di facebook yaitu masak 2 in 1. Jadi dalam satu wadah di dalamnya ada wadah kecil lagi, yang wadah besar isi beras buat masak nasi yg kecil buat bubur. Dan tadi saya praktek, hehehe lumayan.

4. Boosterseat
Ini sebenarnya bukan hal yang utama, saya beli ini untuk melatih Bena makan hanya di ruang makan, tadinya sebelum Bena bisa duduk tegak Bena makan di stroller cumw setelah Bena bisa duduk tegak, sementara stroller posisinya engga bisa setegak kursi sandarannya Bena jadi kayak leyeh-leyeh. Pilih booster seat karena bisa dibawa kemana-mana.

5. Babycubes
Kotak kecil ini buat menyimpan stok puree, kaldu.

6. Slabber
Bena punya dua jenis slabber yang satu bahan kain satu bahan plastik yang kalau kotor bisa dilap, tapi ya apa daya sama Bena slabbernya malah buat mainan jadi ya kadang pakai kadang engga, yang jelas semenjak makan cucian Bena nambah karena biasa setelah makan baju ya biasalah penuh makanan.

Lagi pengen banget beli tempat makan ala Korea itu, tapi harganya bikin mikir-mikir dulu lagipula Bena engga sering jalan jadi sejauh ini pakai yang dari plastik dulu aja.

IMY, Senin 21 Desember 2015
19:55

Minggu, 20 Desember 2015

Cerita Bena (Tips dan Trik MPASI)

Haaii... gini nih kalau udah berhasil posting sekali pasti kecanduan pengen nulis lagi. Kali ini saya mau berbagi tips soal MPASI Homemade, kalau ada yang bilang ribet dan sebagainya emm... sebenarnya mudah kok asal niat dulu deh, eh saya sebenarnya punya utang nulis soal perlengkapan MPASI ya...duuh...nanti deh yaa hahhaha yang di otak ini soalnya.

MENU 4 BINTANG
Apa sih menu 4 bintang? Menu 4 bintang adalah menu makanan yang setiap kali makan ada sumber karbohidrat, sayuran, protein hewani, protein nabati. Lalu menu 4 sehat 5 sempurna itu? Menu itu sudah dihapus dari tahun 90an bu, susu bukan lagi penyempurna karena hakikatnya bayi 0-24 bulan itu ASI, setelag usia 24 bulan alias 2 tahun susu sudah tidak diperlukan lagi. Itu sependek yang saya tahu.

Untuk MPASI menurut WHO usia 6 bulan 2 minggu sudah mulai menu 4 bintang, 2 minggu awal masih menu tunggal untuk cek alergi. Selain menu 4 bintang ada tambahan lemak. Prinsipnya dari yang saya baca, jika orang dewasa perlu banyak serat, rendah lemak kalau bayi kebalikannya.

MPASI HOMEMADE? MUDAH
Pertama-tama saya memilah dan menulis dulu sumber pangan dari keempat menu 4 bintang tadi. Misal dari sumber karbohidrat saya akan mengenalkan beras putih, beras merah, kentang, ubi, oatmeal,dsb dari sayuran saya kenalkan wortel, buncis, kacang panjang, bayam, dsb, dari sumber protein hewani ada hati ayam, daging ayam, daging sapi, udang, ikan, telur, sumber protein nabati ada tempe, tahu,kacang tanah, dan lemak tambahan bisa dari unsalted butter, evoo, eloo, atau minyak sayur biasa.

Duh homemade mahal ada daging sapi segala, udang, ayam, duuh bu saya ga selalu itu. Saya beli dada ayam 1/2 kg itu Rp 15.000,00  saya cincang sendiri (karena setelah saya bandingkan dengan beli daging ayam giling lebih mahal hahahah) itu kalau saya turutin bisa seminggu lebih tapi saya beli itu juga buat menu masakan saya pribadi dan suami. Masih ada ikan masih ada telur.

Kemudian aduh ribet banget, engga kok. Kalau berdasarkan teori masak bubur 4 bintang itu semua dicemplungin bareng baru disaring, jadi beras dimasak bubur pas mau mateng ditambah sayur, sumber proteih hewani, sumber protein nabati, begitu mateng tinggal saring. Tapiiii... Bena doyan? NO! Bena maunya dimasak sendiri-sendiri. Jadi cara saya

1. Saya sudah susun menu karbo untuk Bena selama seminggu, misal Senin beras putih, Selasa beras merah, Rabu kentang, dst.

2. Saya stok puree sayur untuk 2 hari. Misal Senin Selasa puree labu siam, Rabu Kamis puree wortel.

3. Sumber protein hewani dan protein nabati biasa saya gabung, jadi misal steam tahu telur (tahu jepang dihancurkan campur telur ayam. dikukus/steam), tempe daging ayam, dsb. Atau stok protein nabati untuk 2-3 hari kedepan. Contohnya abon tempe (saya cuma tempe cincang halus sangrai sampai kecoklatan simpan di wadah kedap udara), atau kacang tanah tanpa kulit yg disangrai kemudian dihaluskan.

4. Saat usia 8 bulan ini jauh lebih mudah, saya sudah berikan menu keluarga versi bayi artinya no gulgar dan potongan lebih halus sesuai kemampuan bayi. Saya pernah bikin soto ayam, bahannya sama cuma kubis, kol, saya cincang halus, kalau yang dewasa pakai kentang goreng buat bena saya kasih abon tempe, tinggal tambah nasi tim jadikan menu 4 bintang? :)

Oh ya saya terapkan no blender dari awal, menurut teori sih naik teksturnya susah, saya pernah iseng nih karena capek, kalau buat menu puree jagung iseng saya blender, Bena jadi engga lahap. Kemudian di usia 8 bulan ini Bena sudah saya kenalkan keju, saya pakai Prociz karena kadar garam rendah. No gulgar kok pakai keju? Ini cuma untuk pengenalan :) tidak setiap hari, dibatasi 2x seminggu tidak lebih dari 1 sendok teh sesuai rekomendasi. Keju ini bisa merusak rasa lho bu, jadi dibatasi penggunaannya.

Kemarin sempet saya bingung pas ayahnya Bena ngajak acara fun walk, acara dari jam 06.00 pagi, kalau dikasih makan seperti biasa males ribetnya, akhirnya bikinlah makanan 4 bintang sekali telan hihihi. Kebiasaan memilah sumber makanan itu membantu banget lho Bu, tadinya saya mau bikin dari oat tapi sumber lain gimana nih. Tercetuslah menu kentang, bayam, telur, tahu (jadi 4 bintang kan?) saya tambahi keju di atasnya, kenapa ? Saya batasi kalau Bena makan ke banyak, bagian kejunya buat ibunya hahaha...gampang diambil dibanding kalau kejunya ikut dicampur ke adonan.

Jadi yuk bu, ke homemade. :)

Ada rasa kadang malas kadang ribet, tapi jujur ini yang saya rasakan, karena sudah 2 bulan saya sering makan makanan hambarnya Bena walaupun cuma icip-icip saya jadi agak aneh kalau makan makanan bergulgar, jadi saya pikir oh ya ada benarnya juga kalau dari awal anak sudah diberi gulgar bisa jadi pilih-pilih.

Semangat memasak untuk buah hati kita ya Bu, ingat rendang asli lebih enak daripada mie instan rasa rendang :D

IMY, Minggu 20 Desember 2015
20:54

Sabtu, 19 Desember 2015

Cerita Bena ( Tentang MPASI)

Sekalinya bisa ngeblog jadi nyandu pengen ngeblog lagi heheehee, kali ini saya mau cerita tentang MPASI alias Makanan Pendamping ASI. Saya akan share tentang pengalaman saya dari persiapan hingga sampai cerita nano-nanonya.

MPASI menurut WHO diberikan pada usia 6 bulan atau 180 hari tidak kurang tidak lebih, sependek pengetahuan saya jika diberikan kurang dari 6 bulan organ-organ bayi belum siap, jika usia 6 bulan lebih dikhawatirkan bayi kekurangan nutrisi. Oh iya metodenya pun macam-macam, ada versi WHO yaitu mengenalkan sumber serelia dulu, ada foof combining (fc) yaitu mengenalkan buah dulu baru di usia 7 bulan dikenalkan serelia, ada baby lead weaning (BLW) yaitu bayi diajari makan sendiri dengan makanan utuh (bukan bentuk puree atau bubur).

Saya sendiri memutuskan memberikan MPASI di usia 180 hari jadi tanggal 14 April gara-gara engga sabar hahaha, masih batas aman tho?  Dan ikut WHO, makanan pertama Bena adalah bubur saring beras putih. Reaksi pertama? Dia kayak nelen pit pahit hihihi. Seminggu pertama saya memberi makan 1x sehari tiap hari ganti, dari beras putih, beras merah, kentang, aneka sayur dan buah. Hasilnya? Entah apa ini yang disebut ikatah batin, karena kata-kata dsa Bena yang bilang saya harus hati-hati dengan makanan Bena kelak karena ada resiko diabetes saya sempat parno Bena doyan nasi putih dan engga doyan nasi merah karena saya berencana mengganti konsumsi beras putih dengan beras merah untuk menu keluarga demi kesehatan, dan Bena selalu mingkem setiap menunya bubur beras putih, bubur beras merah masih agak doyan, akan lahap saat menunya kentang.

Sekarang Bena usia 8 bulan, sampai usia 8 bulan ini Alhamdulillah belum pernah makan bubur instan, saya kaku dalam aturan? Saya jawab iya, setiap ibu pasti punya kebijakan sendiri kan? Saya pun begitu, ada yang menyarankan bubur berasnya digiling dulu ada yang menyarankan pakai tepung Gasol. Bukan anti, tapi saya takut suatu hari nanti saat sekali saya nyoba saya takut jadi males, ah pakai gasol aja ah. Dan saya engga pengen seperti itu, semales-malesnya saya engga apa-apa saya yang makan ngasal tapi buat Bena jangan, kalau dari awal ngasal takut kebentuk. Seperti aturan lain makan harus duduk, engga ada cerita makan sambil keliling kompleks, kalau bosen pindah ruangan aja atau pindah tempat duduk, yang tadinya di kursi (Bena pakai booster seat) bisa pindah ke stroller atau ke bouncer, asal tetap di rumah. Yang paling sering saya langgar adalah makan di depan TV, kenapa? Udara di Indramayu ini panasnya, 5 menit Bena duduk di ruang makan udah kayak atlit badminton habis main 3 set, dan dia udah mulai rewel kalau gerah, sementara kipas ada di depan TV.

Sekarang ini sedang belajar makan menu keluarga yang tanpa gulgar, semoga Bena engga kena badai GTM (gerakan tutup mulut), sejauh ini dia masih mau makan ya ada masa-masa dia makan engga habis, tapi Alhamdulillah masih makan. Mulai mau dikenalkan cookies, sayangnya saya belum nemu unsalted butter di sinu, kemarin beli online, os nya engga berani ngirim karena hanya YES dan ini lagi full menjelang libur natal dan tahun baru. Akhirnya saya beli cookies, yang cermat ya Bu, kemarin saya mau beli kastengel ternyata kejunya bukan rekomendasi dari para pakar. Saya ribet? NO! Selektif iya, kenapa? Konsumsi keju ini sebatas pengenalan, prinsip no gulgar under 1y, keju bisa merusak rasa itu kenapa saran pemberian maksimal 2x seminggu tidak lebih dari 1 sendok teh.

Saya berharap sikap saya ini bisa membawa dampak baik untuk kesehatan dan kebiasaan Bena tentang makan. Dari Bena saya belajar, itu kenapa mungkin orang bilanh saya saklek. No blender, no gulgar, kebanyakan NO NO, engga apa-apa saya sih balik lagi ke kebijakan ibu masing-masing untuk anaknya. Karena saya liat sendiri nih ada dua anak temen saya, yang dari awal homemade, engga doyan makanan instan, snack-snack, agak ribet mungkin ya kalau lagi pergi-pergi, tapi kata temen saya yaitulah cara kita belajar. :)

Makanya saya sedang belajar banyak pantangan semata-mata untuk kesehatan Bena.

Oh iya tentang peralatan MPASI... Mmm....dibahas di postingan selanjutnya aja deh.. :)

IMY, Sabtu 19 Des 2015
06:54

Jumat, 18 Desember 2015

Cerita Bena (8m+)

Fiuuuh.... 5 bulan blog dianggurin. Rencana menulis tentang Bena per bulan pun tinggal rencana tapi tak apa yang penting Bena sehat.

Ok kita lanjut cerita yang sebelumnya. Setelah keluar dari rumah sakit, kontrol 1x kemudian tes lab lagi untuk pembanding dari hasil lab terakhir, alhamdulillah hasilnya bagus. Tapi Bena harus tetap kontrol, minum sufornya juga masih ditambah dosisnya, dari 60ml/ 2jam jadi 80-90ml/ 2jam. Saya sempat pindah dsa, di sana saya lansung disuruh stop sufor, no pospak, dan cek lab lagi. Cuma akhirnya saya balik lagi ke dsa awal, atas pertimbangan dengan suami, kayaknya ini malah mulai dari awal lagi, toh pas diopnmae dicek lab semua tidak ada masalah.

Usia 4.5 bulan saya dan Bena kembali ke rumah pribadi, hidup bertiga dengan suami. Nah ini salah satu alasan engga sempat ngeblog karena bener-bener cuma bertiga no ART jadi udah sibuk ngurus Bena. Awal-awal masih bisa masak, tapi setelah Bena mulai merangkak dan sekarang di usia 8 bulan mulai merambat, masak cuma buat MPASI Bena *eh ini kok malah jadi curcol kan mau bahas Bena.

Oh ya, usia 5 bulan Bena imunisasi *duh lupa apa, males buka buku. Pas di data bidan, saya senang dapat bidan yang update ilmu, waktu itu bema masih sufor, cuma dosisnya 90-100ml/hari di luar itu tetep ASI, sudah mulai di garis hijau kata Bidannya coba diliat nanti kalau udah mulai MPASI, waktu itu beratnya 6,3kg.

Saya mulai stres karena betapa sulitnya mencoba no sufor, Bena nangis terus, saya mulai mengurangi dosisnya daaan tiada ada hari yg lebih indah 2 hari menjelasng usia 7m sampai sekarang 8m sudah no sufor.

Oh ya untuk MPASI, saya pilih metode WHO, 2 minggu awal menu tunggal, mengenalkan aneka serelia, dan dia usia hampir 7m sudah menu 4 bintang, sekarang sudah 3x menu utama 4 bintang dan 2x cemilan buah. Alhamdulillah tidak ada halangan berarti, belum pernah makan instan. Ayah Ibunya malah yang instan-instan.

Tekad utama di usia 8m ini, saya sekeluarga sudah no instan, soalnya dulu karena masih puree, saya engga sempet masak buat diri sendiri dan suami prioritas saya yang utama memang Bena, karena saya engga mau Bena makan makanan instan. *Ibu idealis wkwkkwwk, bukan tanpa alasan karena saya engga mau anak saya picky eater kayak saya dan yang utama saya sudah diberi tahu dsa bahwa Bena beresiko diabetes karena berat badan lahirnya lebih dari 4kg, saya lebih menekankan pada alasan kesehatan.

Sekarang 8m, sudah mulai masakan keluarga no gulgar, jadi saya harap lebih simpel, saya bisa masak untuk keluarga khusus Bena tinggal no gulgar dan potongannya lebih kecil. Semoga berhasil :)

IMY, Jum'at 19 Des 2015
21:42

Selasa, 21 Juli 2015

Cerita Bena (3m+)

Hampir dua bulan blog ini tanpa tulisan terbaru. Banyak rasa yang terlewat. As a new mom, tiap ada waktu luang lebih baik tidur. Haha

Ok, tulisan kali ini akan menceritakan tentang Bena di tiga bulan pertama usianya.

Satu Bulan
Seperti di tulisan sebelumnya dua kali kontrol ke dsa yang menangani Bena sejak lahir, berat badannya tidak kunjung naik malah turun, usia satu minggu jadi 4,1 kemudian 3,8 dan 3,7. Dsa nya bilang tidak apa-apa dan hanya dibekali vitamin. Meski sebenarnya hati kecil bilang sepertinya memang ada hal yang tidak biasa saya terpaksa mengalah dengan ibu saya untuk tidak kontrol lagi ke RS tempat Bena lahir dengan ganti dokter. Kenapa? Ibu takut Bena nangis-nangis lagi.

Dua Bulan
Sejak pulang dari RS Bena full ASI dan hingga hari ke 26 sejak pulang belum juga BAB padahal dari teori yang saya baca toleransinya 14 hari. Bidan dekat rumah menyarankan untuk kembali ke DSA, lagi-lagi ibu menolak ke Solo ke dsa yang ini saya temui (sejauh itu, saya kontak dsa ini hanya melalui facebook). Berat Bena tak pernah jauh dari antara 3,8-4.00 kg. Saya paksa perah ASI, karena saya lihat Bena seperti kurang puas setelah menyusu, feeling saya juga bilang pelekatannya juga salah, bayangkan Bena bisa 4 jam menyusu. Saya ke dsa kedua, beliau bilang tak apa dan lagi-lagi diberi vitamin.

Hati saya tetap tak enak, saya paksa ibu untuk mau ke Solo, bertemu dengan dsa pilihan saya ini. Blaaarrr, begitu ketemu saya harus stop ASIP saya bukan wanita karir, saya diajari pelekatan yang benar, dan harus banyak makan karena dsa bilang payudara saya kurang ASInya, seminggu lagi harus kontrol.

Daaaaan... Jedaaaarrr!!!! Seminggu kemudian berat Bena turun dari 4,1 ke 3,9 dan dinyatakan gizi buruk, harus opname. Harus sufor untuk mengejar BB nya, kebayang perasaan saya? Saya yang dari jaman sebelum Aish lahir bahkan sebelum saya menikah udah kampanye ASI eksklusif tiba-tiba di usia 2 bulan 1 minggu harus menerima kenyataan Bena diberi sufor. Saya tahu ini indikasi medis tapi perasaan tak rela itu bahkan memicu pertengkaran antara saya dan suami. :'(

Jadi akhirnya Selasa, 30 Juni 2015 Bena masuk PICU, perasaan saya? Campur aduk antara sedih dan takut, kebayang di PICU hanya orang tua kandung pasien yang boleh masuk itu artinya hanya saya yang boleh menunggu, suami di luar kota, eyang tak boleh masuk, saya harus merawat Bena sendiri padahal selama ini saya selalu dibantu ibu dan mbak.

Hari pertama saya sering menangis melihat Bena menangis, apalagi Bena menolak sufor. Bahkan baru beberapa jam di ruang PICU saya mendapat "tamparan" dari seorang perawat.

"Ibu seharusnya sadar kalau mau ASI EKSKLUSIF , lihat bu payudara ibu ini kosong engga ada isinya. Ibu sarjana kan? Harusnya ini (menunjuk ke kepala) ibu jalan, engga bisa memaksakan untuk eklusif"

Saya lupa-lupa ingat perkataan persisnya seperti apa tapi kalimat "ini Ibu harusnya jalan" sambil menunjuk ke kepalanya itu saya ingat betul. Hati saya sakit, entah ini cara Allah ingin membela saya atau bukan, ak berapa lama Bena minta menyusu,menyusu sebelah kiri, selesai menyusui saya berdiri ternyata baju yang sebelah kanan saya sudah basah kuyup kena asi (biasanya kalau kita menyusui payudara sebelah kiri payudara sebelah kanan juga akan mengeluarkan asi), saat itu pula perawat tadi menghampiri saya.

"Kok bisa? Ini nyimpen asinya dimana? Payudara ibu lembek, harusnya yang seperti ini yang payudara kencang".

Reaksi saya hanya diam.

Pun saat para perawat sedikit heboh, karena Bena menolak sufor media apapun, mulai dari gelas sloki, cup feeder, sendok. Selapar apapun dia, semua dia keluarkan, pernah dia sembur, kebayang bayi dua bulan bisa nyemburin sufor?

Saya tahu dari dsa sampai perawat-perawat menyudutkan asi saya yang kurang karena melihat payudara yang tak sekencang payudara busui-busui lain yang habis melahirkan. Tapi ada satu perawat yang menghampiri saya, "Bu coba saya lihat asinya" dan yuup, hal yang selalu terjadi setiap saya mau menyusui, asi saya mancur, ini benar mancur nyemprot seperti air dari slang. "Lho asi ibu ini banyak lho. Wong mancur-mancur gini".

Titik awal inilah yang meruntuhkan anggapan asi saya tak ada, observasi berlanjut, Bena dioral terapi, kata terapisnya daya hisap dan daya telan Bena lemah, Bena dites tiroid. Daya hisap lemah biasanya pada anak hypotiroid.

Saat saya searching tentang hypotiroid, shock dong saya, karena hypotiroid mengarah pada anak down syndrome, tapi secara fisik Bena tidak ada tanda tanda itu. Hasil tes laboratorium keluar, dsa Bena bingung, karena hasil tes labnya tidak masuk akal, menurut teori tidak mungkin seperti itu (FT4 dan TSHS sama-sama tinggi).

Langkah awal tindakan terhadap Bena adalah dipasang slang pada hidungnya untuk memasukkan sufor, oral terapi, dan perbaikan pelekatan menyusui. Awal-awal Bena sering gumoh. Alhamdulillah BB Bena berangsur-angsur naik. Dari 3,9; 3,990; 4,140;4,100; dan 4,340 saat pulang.

Kontrol pertama seminggu kemudian 4,370. Ini bermasalah kenapa? Di rumah sakit kan Bena pakai slang, begitu di rumah pakai oral sama sekali Bena engga mau, sampai akhirnya diakali tidak pakai air putih tapi asi untuk mencampur asinya, ajaib Bena mau. Cuma belakangan saya tidak lagi karena supplier sufor yang dipakai Bena bilang jangan, takutnya nanti kenapa-kenapa. Akhirnya diganti dsa nya pakai untuk bayi prematur yang pemakaiannya memang harus menggunakan asi bukan air.

Kontrol kedua dua minggu kemudian bb Bena 4,790. Alhamdulillah lumayan naik tingkat dari gizi buruk ke kurang gizi. Dsa nya Bena optimis Bena bisa saya yang harus terus semangat dan berjuang. Karena Bena cuma kurus, geraknya tetap aktif, sudah ngoceh-ngoceh, sementara ada pasien dsanya Bena yang keadaannya lebih parah, bayinya sampai susah nafas.

-bersambung

25 Juli 2015

Sabtu, 11 April 2015

My Second Pregnant (11)

Alhamdulillah, udah masuk 36 minggu. Setelah sebelumnya berhasil jaga BB engga naik, kemarin eyang datang sama keluarga bulik Cety yang berarti banyaaaaaaak sekali makanan, BB langsung naik aja dong 2 kg dan BB adik naik jadi 300 gram. -_-

Berasa setiap berjalan setiap orang ngeliatin mulu, ada beberapa yang nanya udah berapa bulan? Yang paling nyes pas dikira kembar saking gendutnya ini perut, wkwkkwwk, mana yang nanya pakai bandingin ke perutnya.

Beberpa hari terakhir sebelum kontrol kemarin, body udah ngerasa pegelnya beda, kalau udah pegel bagian pinggang rasanya kayak menjalar sampai ke perut bagian bawah, dan perut seluruh perut rasanya kenceng banget. Udah kalau gitu serba salah, pengen minta usap-usap punggung biar agak enakan malah jadi bikin kuatir orang tua, engga diusap-usap asli pegelnya. Mana udah bawaanya mau manggil bidan, aduuuh traumanya bikin pengen nangis lagi. Maaf bangeeeet, saya trauma sama bidan. :'(
Selain itu sempat beberapa kali bengkak kakinya.

Nah, pas periksa kemarin, meskipun dapat antrian no.1 sempat disela pasien rawat inap lagi, pasien juga tumben banyak, dokter ada tindakan pula. Begitu masuk ruangan, wajah dokternya udah keliatan capek meskipun tetep ramah seperti biasanya. Pas mau lihat wajah adik udah engga bisa, karena udah masuk panggul. Terus pas nanya-nanya keluhan di atas jawabannya itu emang kontraksi palsu, hari itu dokter engga banyak omong kayak biasanya deh. Hiks. Terus mau sc tanggal 23 April, tapi ibu takut kelamaan, jadi minta tanggal 17 April aja, dokter bilang "In shaa Allah  bisa" gitu terus, tapi tanggal 16 Aprilnya kontrol lagi dulu buat ngecek.

Makin kesini makin deg deg kan, sebenarnya deg deg kannya kalau udah ngomongin proses SC atau bengong atau malah denger kelahiran bayi yang sebaya. Ini anaknya teh Aas dan Agung udah lahir, makin deg deg kan gitu. Selalu dan selalu berdoa semua akan baik-baik aja. Aamiin.

Sekarang ini cuma berdoa dan pasrah, semoga semua bisa berjalan lancar, adik lahir sehat, selamat, sempurna, engga kurang suatu apapun dan diberi umur panjang. Aamiin

Sehat, selamay, sempurna terus ya adik sayang.

Giriwoyo, 11 April 2015
03:57

Jumat, 10 April 2015

Surat untuk Bidadari #24

Hari ini Jum'at Wage 10 April 2015, 15 bulan yang lalu hari, pasaran, dan tanggal yang sama dengan pas kakak lahir :')

Hari ini pertama kalinya, ibu tak menitikan air mata sedikitpun saat mengunjungi makam kakak.

Dan di hari ini, doa terbaik terus ibu panjatkan untukmu sayang, bidadari ibu, Aisha.

Giriwoyo, Jum'at 10 April 2015
22:55

 

Ndoroayu's Zone Template by Ipietoon Cute Blog Design