Rabu, 14 Mei 2014

Surat untuk Bidadari #13

Assalamu'alaykum Kakak Bica...

Empat bulan semua berlalu, rasanya sudah begitu lama. Kehilanganmu, kehilangan semangat hidup, dunia bagai runtuh masih sering ibu rasakan.

Benar-benar merelakan kepergianmu tanpa air mata masih sulit bagi ibu. Kehilangan tempat curahan hati ibu.

Duluuu... kita melewatinya bersama-sama, bagi ibu jauh lebih ringan saat menghadapi semua denganmu. Seburuk apapun perasaan ibu saat itu, jika ada kamu ibu bisa melewatinya.

Bica,
Bahagialah di surga sayang, tunggu ibu...
Ibu selalu meridukanmu..

Rabu, 14 Mei 2014
09:45

Senin, 05 Mei 2014

One Day One Juz (ODOJ)

Mumpung masih-masih anget-angetnya pada bahas Grand Launching ODOJ saya ingin ikut berbagi cerita saya dengan ODOJ.

Sekitar pertengahan September 2013, salah seorang teman grup reseller salah satu brand khimar menawari anggota grup tersebut untuk mengikuti kegiatan mengaji satu juz per hari, kalau tidak salah mbak Dierenz namanya. Saya tanpa pikir panjang mengatakan mau ikut. Di pikiran saya waktu itu, saya cuma pengen ikut pengajian, karena sampai sekarang pun saya belum menemukan komunitas pengajian di lingkungan saya, selain itu saya ingin membiasakan bisa rutin ngaji, sebelumnya saya ngaji paling 1 lembar 2 lembar itupun kadang tidak setiap hari. Astagfirullah

Tanggal 8 Oktober 2013, tiba-tiba whatsapp saya tergabung dengan sebuah grup, inilah One day one juz (ODOJ), dan mulai hari itu saya tergabung dengan ODOJ 7. Mbak Nurul Ambar Sari dan Mbak Isna, memperkenalkan apa itu ODOJ. ODOJ adalah program mengaji satu juz satu hari, khatam maksimal jam 20.00, bisa mulai ngajinya setelah semua anggota selesai membaca satu juz. Aturan awal maksimal jam 21.00 adalah jam terakhir khatam, lewat dari itu kena Surat Peringatan (SP), jika 3x berturut-turut akan ditanya komitmennya. Aturan sendiri digunakan bukan untuk menakuti, karena pada dasarnya kegiatan ODOJ adalah untuk mendorong kebiasaan mengaji,jika ada yang telat diberi semangat.

Seiring berjalannya waktu, ternyata bukan hal mudah, sering grup khatam sampai larut malam, anggota yang tiba-tiba keluar, dsb menjadi kerikil-kerikil perjalanan kami. Namun, dari ODOJ pula banyak ilmu yang saya dapat, sharing ilmu macam-macam, dari tafsir Al-quran, bahasa Arab, tips sehari-hari, sampai topik yang selalu ramai apalagi kalau bukan masalah jodoh.

Kalau tidak salah, sebulan setelah gabung ODOJ mulai terorganisir, di data , grup saya yang tadinya ODOJ 7 berubah jadi ODOJ 23, karena ODOJ 7 ada 2, saat itu mulai perekrutan, web dibuat, pendaftaran admin dibuka. Dan sekarang setelah hampir 7 bulan bergabung, ODOJ sudah menjadi komunitas grup yang mencapai ribuan.

Layaknya sebuah komunitas, acara kopdar alias kopi darat pun mulai dilakukan, saya sendiri baru 2x kopdar, dengan uni Fifi dan Mbak Dewi. Semoga di lain kesempatan bisa kopdar dengan yang lain pula.

Ke depannya, saya berharap, saya tetap konsisten, ada atau tidaknya ODOJ, dan ODOJ sendiri menjaga komitmennya untuk melatih anggotanya bisa mengaji satu hari satu juz dan tepat waktu.

Selasa, 22 April 2014

Surat untuk Bidadari #12

Assalamu'alaykum bidadari ibu,

Apa kabar sayang? Selalu dan selalu ibu berdoa agar kamu bahagia di surga, jadi bidadari yang cantik dan salihah.

Apalagi sayang selain kerinduan yang ingin ibu sampaikan untukmu, salah satu pinta ibu kepadaNya adalah tak ingin hilang ingatan ibu saat menciummu untuk pertama dan terakhir kalinya. Ibu selalu berdoa sayang, agar kelak kita bisa sama-sama lagi di surga.

Kabica sayang, selalu ibu katakan padamu, setiap tetes  air mata ibu saat merindukanmu bukan tanda ketidakiklasan ibu atas kepergianmu sayang. Ibu yakin ini adalah jalan yang terbaik untukmu, jalan terbaik yang diberikan Allah untuk kita.

Kabica, suatu hari nanti jika Allah memberi kesempatan lagi untuk ibu dan ayah memiliki Abica, Debica, jangan pernah khawatir sayang, in shaa Allah ibu akan tetap mendoakanmu sayang,  mengenalkanmu pada adik-adikmu meski hanya lewat foto, dan tetap berdoa agar kelak kita semua bisa kumpul bersama lagi di surgaNya.

Bica sayang, i love you, i miss you my angel....
Jadi bidadari salihah ya sayang...

Jasmine House, Selasa, 22 April 2014
21:32

Kamis, 17 April 2014

Entah

Kadang lelah, lelah berpura-pura tertawa, lelah berusaha ceria. Entahlah... tapi aku pun bosan, bosan menyembunyikan air mata, pun bosan berusaha berpura-pura tak ada apa-apa.

Saat tangis tak bisa ku hentikan, kata "lebay" dari mereka tak kan bisa ku hapus begitu saja dari ingatan, pun saat aku berusaha tetap ceria.

Merasa sendiri? Sangat
Merasa tak adil? Sering

Tapi aku bisa apa? Tak ada lagi yang bisa ku percayauntuk sekedarcsejenak menyandarkan kepalaku di bahunya, sekedar menggenggam tanganku, untuk meyskinkanku aku tak sendiri.

Ahh.. aku terlalu berharap, aku terlalu percaya ada orang lain yg menemaniku.

Aku lelah... lelah..

Jasmine House, 17 April 2014
12;14

Jumat, 11 April 2014

Surat untuk Bidadari #11

Assalamu'alaykum bidadari cantik ibu,

Hari ini 3 bulan 1 hari, kamu ke rumah Allah, sayang. Perasaan ibu masih sama, rasanya begitu cepat. Meskipun semakin ke sini ibu masih terus berusaha sayang, terus dan terus tak ingin menangisimu sebesar apapun rindu ibu untukmu. Ibu harus berjuang, ibu engga ingin bidadari ibu melihat ibu menangis, meskipun sulit.

Meskipun harus jujur sayang, tanpamu, ibu kehilangan semangat, rasanya semua tak ada artinya lagi. Dan semua terasa lebih berat, jauh lebih berat. Dulu, kamu lah satu-satunya semangat ibu, satu-satunya alasan ibu bakal melakukan apapun demi kamu, demi kamu sayang, tak pernah terpikirkan yang lain. Sampai kini, sampai detik ibu menulis ini. Rasanya ibu sangat kecewa dengan orang-orang di sekitar yang mengganggamu pergi yasudah pergi. Jujur ibu marah.

Sayang, ibu kesepian tanpamu, sangat kesepian, ibu tak tahu melangkah kemana? Ibu tak percaya lagi dengan orang-orang sekitar yang dulu bilang akan ada dan selalu hanya untuk ibu melewati ini. Ahh... sudahlah...

Aisha, meski ibu tak yakin itu kamu. Setiap ada bayi yang datang dalam setiap mimpi ibu, rasanya ibu bahagia. Cuma itu kebahagiaan ibu. Rasanya ingin selalu dan selalu tidur, agar bermimpi. Dalam mimpi pun sudah cukup, Bica.

Entah apa yang  terjadi dengan ibumu ini Kabica. Ibu kesepian tanpamu, tapi ibu harus ikhlas, ibu kecewa, teramat kecewa dengan orang-orang terdekat. Ahh... terlalu sering ibu kecewa, tapi tak apa sayang, asal tak ada yang melukaimu. Ibu rela.

Sayang, i love you... selalu dan selalu ibu merindukanmu...

Jasmine House 49
Jum'at 11 April 2014
19:57

Senin, 24 Maret 2014

Lelah

Ya Allah seandainya yang ku tulis ini salah, ampuni aku, ampuni hambaMu yang penuh khilaf. Ijinkan aku berkeluh kesah di sini.

Aku tahu semua ini milikNya. Bahkan raga ini pun adalah titipanNya, kapanpun Dia mau ambil, kita tak bisa menahannya walaupun cuma sedetik.

Aku tahu ya Allah bahwa Engkau tak kan menguji hambaMu di luar batas kemampuan umatMu.

Ya Allah, ini adalah fase hidup tersulit yang aku lalui. Fase yang tak pernah sedikit pun terbayangkan, tapi ini adalah kenyataan yang harus aku lalui.

Kehilangan Aisha, kehilangan bidadari kecil, yang tak sempat ku dengar tangisannya, tak sempat ku peluk, dan ku gendong, yang membuatku rasanya hampir gila setiap saat merindukannya.

Tanpa bermaksud menduakanMu, rasanya ingin ada yang menggegam erat tangan ini, membantu melewati fase tersulit ini.

Tapi kenapa ya Allah?

Betapa mudahnya kalimat-kalimat itu meluncur dari mulut-mulut mereka. Mereka yang tak paham, tak pernah mengerti yang aku rasakan.

Membandingkan dengan yang pernah dialami, mengatakan ikhlas, sabar, memaksa terus move on. Kenapa mereka sibuk mengaturku seolah aku ini sama dengan mereka? Sibuk menekanku, sibuk menghakimiku, sibuk memaksaku mengikuti ritme hidup mereka. Aku tahu batas kemampuanku sampai mana, apa saat terjatuh jika aku memaksakan diri mereka peduli? Aku rasa tidak.

Apa aku perlu katakan pada mereka ya Allah, mungkin aku bukan orang paling menderita di dunia ini karena ini, tapi apa mereka harus memaksaku seperti ini? Apa perlu mereka mengalami hal yang sama dengan yang ku alami agar mereka diam?

Ya Allah, dimana orang-orang yang dulu menawarkan bahunya, menawarkan genggaman erat tangannya, mungkin mereka lelah, mereka tak sabar denganku.

Dan aku pun mulai lelah, lelah untuk percaya mulut-mulut manis itu. Memang aku salah ya Allah, mengandalkan manusia untuk membantuku bangkit.

Aku tahu aku harus bangkit, hidup harus terus berjalan. Tapi jangan paksa aku!! Jangan paksa aku berlari saat aku baru bisa tertatih, toh kalian pun diam saja saat aku terjatuh.

Biarlah Engkau saja ya Allah yang menggenggam erat tanganku, memeluk erat tubuhku. Aku tak percaya lagi selain Engkau.

Ya Allah, aku tak bisa lagi menggambarkan rasa kecewa, marah,dan sakit hatiku kepada mereka.

Rasanya ini seperti makin meruntuhkanku di saat  aku kehilangan bidadari penyemangat hidupku ya Allah.

Ya Allah, sampaikan rinduku pada bidadari kecilku...
Tunggu Ibu sayang... kelak... kelak saat tiba waktunya kita pasti bersama.. tunggu ibu sayang... I love you, sayang... I love you my Kabica... Ibu selalu merindukanmu... selalu menyayangimu...tunggu ibu  ya...

Jasmine House, Senin 24 Maret 2014
08:15

Selasa, 18 Maret 2014

Surat untuk Bidadari #10

Assalamu'alaykum bidadari ibu,

Dalam surat kali ini banyak permohonan maaf dari ibu dan ayah untukmu, sayang.

Maafkan keterbatasan pengetahuan ibu dan ayah soal aqiqah, maafkan ibu yang baru mengetahui hukum aqiqah untuk bayi yang meninggal. Meskipun Alhamdulillah, Sabtu kemarin sudah diadakan di rumah eyang, tetap besar rasa bersalah ibu kepadamu, karena baru mengetahuinya lebih dari dua bulan sejak kepergianmu.

Aisha bidadari ibu,
Beribu maaf untukmu atas setiap tetesan air mata, maafkan ibu sayang, maafkan...
Bukan berarti ibu tak ikhlas atas kehendakNya, bukan ibu tak ikhlas atas kepergianmu, meskipun ibu yakin kakak sekarang pasti sudah bahagia di surga, merindukanmu adalah hal yang paling berat yang ibi rasakan, sayang. Maafkan ibu...

Kabica sayang,
Berulang kali ibu katakan, kehilanganmu adalah hal terberat yang ibu alami. Terkadang ibu masih lupa, bahwa semua sudah ketentuanNya. Kadang ibu masih sibuk mencari tahu penyebab  kepergianmu, bahkan sering ibu menyalahkan waktu, andai saja ini, andai saja itu. Ibu tahu sayang, kakak pasti sedih kalau melihat ibu seperti itu. Ibu terus berusaha sayang, berusaha benar-benar ikhlas tanpa air mata meskpun rasanya menyesakkan saat merindukanmu  tanpa bisa bertemu, merindukanmu tanpa bisa memeluk, mencium, membelai, atau bahkan sekedar melihatmu.

Kakak Bica,
Entah itu hanya sebatas khayalan atau nyata, kadang ibu merasa kakak menemani ibu, ibu merasa kakak engga pengen lihat ibu terus menangis. Sekali lagi sayang, maafkan ibu, maafkan ibu yang masih meneteskan air mata setiap mengingatmu, merindukanmu. Sungguh ibu ikhlas sayang, ibu ikhlas... tapi mengingatmu, merindukanmu tanpa air  mata itu butuh proses. Ibu yakin kakak ngerti, sama yakinnya kakak sekarang udah bahagia di surga. Doakan ibu dan ayah ya, sayang. In Shaa Allah kelak kita sama-sama lagi.

I love you, sayang
I miss you, bidadari ibu

Jasmine House, Selasa 18 Maret 2014
16:45

 

Ndoroayu's Zone Template by Ipietoon Cute Blog Design