Selasa, 21 Juli 2015

Cerita Bena (3m+)

Hampir dua bulan blog ini tanpa tulisan terbaru. Banyak rasa yang terlewat. As a new mom, tiap ada waktu luang lebih baik tidur. Haha

Ok, tulisan kali ini akan menceritakan tentang Bena di tiga bulan pertama usianya.

Satu Bulan
Seperti di tulisan sebelumnya dua kali kontrol ke dsa yang menangani Bena sejak lahir, berat badannya tidak kunjung naik malah turun, usia satu minggu jadi 4,1 kemudian 3,8 dan 3,7. Dsa nya bilang tidak apa-apa dan hanya dibekali vitamin. Meski sebenarnya hati kecil bilang sepertinya memang ada hal yang tidak biasa saya terpaksa mengalah dengan ibu saya untuk tidak kontrol lagi ke RS tempat Bena lahir dengan ganti dokter. Kenapa? Ibu takut Bena nangis-nangis lagi.

Dua Bulan
Sejak pulang dari RS Bena full ASI dan hingga hari ke 26 sejak pulang belum juga BAB padahal dari teori yang saya baca toleransinya 14 hari. Bidan dekat rumah menyarankan untuk kembali ke DSA, lagi-lagi ibu menolak ke Solo ke dsa yang ini saya temui (sejauh itu, saya kontak dsa ini hanya melalui facebook). Berat Bena tak pernah jauh dari antara 3,8-4.00 kg. Saya paksa perah ASI, karena saya lihat Bena seperti kurang puas setelah menyusu, feeling saya juga bilang pelekatannya juga salah, bayangkan Bena bisa 4 jam menyusu. Saya ke dsa kedua, beliau bilang tak apa dan lagi-lagi diberi vitamin.

Hati saya tetap tak enak, saya paksa ibu untuk mau ke Solo, bertemu dengan dsa pilihan saya ini. Blaaarrr, begitu ketemu saya harus stop ASIP saya bukan wanita karir, saya diajari pelekatan yang benar, dan harus banyak makan karena dsa bilang payudara saya kurang ASInya, seminggu lagi harus kontrol.

Daaaaan... Jedaaaarrr!!!! Seminggu kemudian berat Bena turun dari 4,1 ke 3,9 dan dinyatakan gizi buruk, harus opname. Harus sufor untuk mengejar BB nya, kebayang perasaan saya? Saya yang dari jaman sebelum Aish lahir bahkan sebelum saya menikah udah kampanye ASI eksklusif tiba-tiba di usia 2 bulan 1 minggu harus menerima kenyataan Bena diberi sufor. Saya tahu ini indikasi medis tapi perasaan tak rela itu bahkan memicu pertengkaran antara saya dan suami. :'(

Jadi akhirnya Selasa, 30 Juni 2015 Bena masuk PICU, perasaan saya? Campur aduk antara sedih dan takut, kebayang di PICU hanya orang tua kandung pasien yang boleh masuk itu artinya hanya saya yang boleh menunggu, suami di luar kota, eyang tak boleh masuk, saya harus merawat Bena sendiri padahal selama ini saya selalu dibantu ibu dan mbak.

Hari pertama saya sering menangis melihat Bena menangis, apalagi Bena menolak sufor. Bahkan baru beberapa jam di ruang PICU saya mendapat "tamparan" dari seorang perawat.

"Ibu seharusnya sadar kalau mau ASI EKSKLUSIF , lihat bu payudara ibu ini kosong engga ada isinya. Ibu sarjana kan? Harusnya ini (menunjuk ke kepala) ibu jalan, engga bisa memaksakan untuk eklusif"

Saya lupa-lupa ingat perkataan persisnya seperti apa tapi kalimat "ini Ibu harusnya jalan" sambil menunjuk ke kepalanya itu saya ingat betul. Hati saya sakit, entah ini cara Allah ingin membela saya atau bukan, ak berapa lama Bena minta menyusu,menyusu sebelah kiri, selesai menyusui saya berdiri ternyata baju yang sebelah kanan saya sudah basah kuyup kena asi (biasanya kalau kita menyusui payudara sebelah kiri payudara sebelah kanan juga akan mengeluarkan asi), saat itu pula perawat tadi menghampiri saya.

"Kok bisa? Ini nyimpen asinya dimana? Payudara ibu lembek, harusnya yang seperti ini yang payudara kencang".

Reaksi saya hanya diam.

Pun saat para perawat sedikit heboh, karena Bena menolak sufor media apapun, mulai dari gelas sloki, cup feeder, sendok. Selapar apapun dia, semua dia keluarkan, pernah dia sembur, kebayang bayi dua bulan bisa nyemburin sufor?

Saya tahu dari dsa sampai perawat-perawat menyudutkan asi saya yang kurang karena melihat payudara yang tak sekencang payudara busui-busui lain yang habis melahirkan. Tapi ada satu perawat yang menghampiri saya, "Bu coba saya lihat asinya" dan yuup, hal yang selalu terjadi setiap saya mau menyusui, asi saya mancur, ini benar mancur nyemprot seperti air dari slang. "Lho asi ibu ini banyak lho. Wong mancur-mancur gini".

Titik awal inilah yang meruntuhkan anggapan asi saya tak ada, observasi berlanjut, Bena dioral terapi, kata terapisnya daya hisap dan daya telan Bena lemah, Bena dites tiroid. Daya hisap lemah biasanya pada anak hypotiroid.

Saat saya searching tentang hypotiroid, shock dong saya, karena hypotiroid mengarah pada anak down syndrome, tapi secara fisik Bena tidak ada tanda tanda itu. Hasil tes laboratorium keluar, dsa Bena bingung, karena hasil tes labnya tidak masuk akal, menurut teori tidak mungkin seperti itu (FT4 dan TSHS sama-sama tinggi).

Langkah awal tindakan terhadap Bena adalah dipasang slang pada hidungnya untuk memasukkan sufor, oral terapi, dan perbaikan pelekatan menyusui. Awal-awal Bena sering gumoh. Alhamdulillah BB Bena berangsur-angsur naik. Dari 3,9; 3,990; 4,140;4,100; dan 4,340 saat pulang.

Kontrol pertama seminggu kemudian 4,370. Ini bermasalah kenapa? Di rumah sakit kan Bena pakai slang, begitu di rumah pakai oral sama sekali Bena engga mau, sampai akhirnya diakali tidak pakai air putih tapi asi untuk mencampur asinya, ajaib Bena mau. Cuma belakangan saya tidak lagi karena supplier sufor yang dipakai Bena bilang jangan, takutnya nanti kenapa-kenapa. Akhirnya diganti dsa nya pakai untuk bayi prematur yang pemakaiannya memang harus menggunakan asi bukan air.

Kontrol kedua dua minggu kemudian bb Bena 4,790. Alhamdulillah lumayan naik tingkat dari gizi buruk ke kurang gizi. Dsa nya Bena optimis Bena bisa saya yang harus terus semangat dan berjuang. Karena Bena cuma kurus, geraknya tetap aktif, sudah ngoceh-ngoceh, sementara ada pasien dsanya Bena yang keadaannya lebih parah, bayinya sampai susah nafas.

-bersambung

25 Juli 2015

Sabtu, 11 April 2015

My Second Pregnant (11)

Alhamdulillah, udah masuk 36 minggu. Setelah sebelumnya berhasil jaga BB engga naik, kemarin eyang datang sama keluarga bulik Cety yang berarti banyaaaaaaak sekali makanan, BB langsung naik aja dong 2 kg dan BB adik naik jadi 300 gram. -_-

Berasa setiap berjalan setiap orang ngeliatin mulu, ada beberapa yang nanya udah berapa bulan? Yang paling nyes pas dikira kembar saking gendutnya ini perut, wkwkkwwk, mana yang nanya pakai bandingin ke perutnya.

Beberpa hari terakhir sebelum kontrol kemarin, body udah ngerasa pegelnya beda, kalau udah pegel bagian pinggang rasanya kayak menjalar sampai ke perut bagian bawah, dan perut seluruh perut rasanya kenceng banget. Udah kalau gitu serba salah, pengen minta usap-usap punggung biar agak enakan malah jadi bikin kuatir orang tua, engga diusap-usap asli pegelnya. Mana udah bawaanya mau manggil bidan, aduuuh traumanya bikin pengen nangis lagi. Maaf bangeeeet, saya trauma sama bidan. :'(
Selain itu sempat beberapa kali bengkak kakinya.

Nah, pas periksa kemarin, meskipun dapat antrian no.1 sempat disela pasien rawat inap lagi, pasien juga tumben banyak, dokter ada tindakan pula. Begitu masuk ruangan, wajah dokternya udah keliatan capek meskipun tetep ramah seperti biasanya. Pas mau lihat wajah adik udah engga bisa, karena udah masuk panggul. Terus pas nanya-nanya keluhan di atas jawabannya itu emang kontraksi palsu, hari itu dokter engga banyak omong kayak biasanya deh. Hiks. Terus mau sc tanggal 23 April, tapi ibu takut kelamaan, jadi minta tanggal 17 April aja, dokter bilang "In shaa Allah  bisa" gitu terus, tapi tanggal 16 Aprilnya kontrol lagi dulu buat ngecek.

Makin kesini makin deg deg kan, sebenarnya deg deg kannya kalau udah ngomongin proses SC atau bengong atau malah denger kelahiran bayi yang sebaya. Ini anaknya teh Aas dan Agung udah lahir, makin deg deg kan gitu. Selalu dan selalu berdoa semua akan baik-baik aja. Aamiin.

Sekarang ini cuma berdoa dan pasrah, semoga semua bisa berjalan lancar, adik lahir sehat, selamat, sempurna, engga kurang suatu apapun dan diberi umur panjang. Aamiin

Sehat, selamay, sempurna terus ya adik sayang.

Giriwoyo, 11 April 2015
03:57

Jumat, 10 April 2015

Surat untuk Bidadari #24

Hari ini Jum'at Wage 10 April 2015, 15 bulan yang lalu hari, pasaran, dan tanggal yang sama dengan pas kakak lahir :')

Hari ini pertama kalinya, ibu tak menitikan air mata sedikitpun saat mengunjungi makam kakak.

Dan di hari ini, doa terbaik terus ibu panjatkan untukmu sayang, bidadari ibu, Aisha.

Giriwoyo, Jum'at 10 April 2015
22:55

Sabtu, 04 April 2015

My Second Pregnant (10)

Sebenarnya tanggal 2 April kemarin belum jadwalnya kontrol, cuma dari jadwal kunjungan sebelumnya dokter sempat bilang kalau pengen mantep datang juga engga apa-apa. Jadilah ibu alias eyang putrinya kakak Aish dan adik Bena bilang udah kontrol aja.

Dan seperti sebelumnya karena pendaftaran bisa via sms, telepon, atau wa, Alhamdulillah bisa dapat no. 1 lagi. Walaupun begitu tetep jam 5 teng pagi berangkat, maklum perjalanan 2 jam, sampai sana seperti biasa daftar, bayar, dan sarapan dulu. Hari itu banyak pasiennya, mungkin karena Jum'at libur kali ya, jadi banyak yang maju jadwal kontrolnya. Ibu-ibu muda yang perutnya udah membuncit dari muka seger sampai kucel semua (termasuk yang nulis ini :p), apalagi hari itu dokternya ada tindakan walaupun cuma 1.

Begitu masuk, harap-harap cemas karena BB adik kemarin yang naik drastis, walaupun tadi BB ibu tetep ya. Alhamdulillah masih di angka sama seperi minggu kemarin nambah beberapa puluh gram saja (sukses seminggu diet gula dan karbo :D). Dan mulai berdiskusi lah sama dokter. Senengnya dokter tahu lho harusnya kontrolnya minggu depan jad engga dikasih resep lagi, trus seneng-seneng sebelnya, kasusnya masih sama, karena sikap keparnoan. Kan berasa maju kena mudur kena, pengen lahir uk 37 minggu baca-baca kok masih beresiko gagal nafas, nunggu 38 minggu takut adik bayi makin gede kalau overweight resiko juga ke depannya buat adik. Terus ya gitu dokter bilang, engga bisa kayak gitu semua lihat di lapangan, kenyataan, fakta. Misal aja sekarang udah ada tanda-tanda misal ketuban pecah, ada lendir, sering kontraksi ya sekarang juga harus sc, kalau ngikut teori nunggu berapa minggu ya bisa "bablas" ibu dan bayi nya. Intinya disuruh move on dari kasus kakak Aish, sekarang ikhtiar soal hasil serahkan Allah sekarang ngikutin prosedur dulu.

Jadi yaa tetep dicari waktu terbaik buat sc, tadinya sih masih berharap hari Jum'at sc nya, pengennya tanggal 17, tapi karena tadi jadi pasrah aja, kita lihat hasil kontrol tanggal 9 nanti. Kapan akan sc nya.

Daaan, gara-gara berhasil diet gula dan karbo jadi deh habis itu kayak cheating day, makan timlo plus kulit ayam dan es beras kencur. Ampuuun, mana setelah itu besoknya bulik Cety sekeluarga nganter Eyang ke rumah, daaaan di rumah full makanan. Aduh duh gimana lagi. Hope, jangan sampai naik lagi BBnya kalau naik 0.5kg aja deh buat ibunya, adik please jangan lebih dari 200gram.

Oh ya, sekitar daerah jahitan yang kanan sakit banget, kayak ketarik kata dokter ya karena makin gede, trus 2 hari ini ganti yang kiri yang sakit. Apapun engga apa-apa sakit, yang penting adalah adik engga apa-apa, lahir sehat, selamat, engga kurang apapun. Aamiin :)

Giriwoyo, Sabtu 4 April 2015
22:58

Jumat, 27 Maret 2015

My Second Pregnant (9)

Alhamdulillah... sekarang sudah sampai di minggu 34. Masih sekitar 3-4 minggu lagi, makin deg deg kan, jujur makin agak parno karena bayangan masa lalu. Selalu berdoa, berdoa, dan berdoa itu bisa dilakukan.

RSU PKU Muhammadiyah Solo bikin terobosan baru, sekarang daftar bisa lewat telepon, sms, atau wa, mulai launching tanggal 23 Maret kemarin. Nah, karena saya ngincer antrian no. 1 dari pagi nyoba wa dan sms kok ga bisa-bisa, telp ke no ext. nya juga sibuk terus, hopeless gitu deh. Eh, pas buka facebooknya ternyata sms dan wa belum bisa, bisanya lewat telepon. Yaudah nyoba telepon yang nomor handphone bukan yang ext. eh bisa dapat urutan nomor 1. Alhamdulillah.

Kenapa ngincer no. 1? Ya pasti lah dimana-mana pengennya yang dilayani pertama, wkwkwk... dokternya suka telat kebayang kalau urutan nomor sekian makin lama aja nunggunya, makin capek dan suka ngeblank pas udah giliran periksa tadi mau nanya apa. Mulai kemarin periksa hari Kamis, engga tau perasaan apa gimana 2x periksa hari Jum'at antrinyaaaa panjaaaang, plus selalu dokternya lagi tindakan, lebih dari 1 pula,  pernah 3, jadi kadang mulai periksa pasien jam 10an dan buru-buru kesannya.

Nah kemarin hari Kamis, dateng jam 07.20 masih sepiii banget, jadi begitu bayar administrasi sarapan dulu, balik jam 08.00 an juga masih sepi, kata perawatnya sih  engga ada tindakan, pas periksa tensi normal 110/80, BB naik 2kg.. ya ampuuun 2 minggu 2kg aja.

Jam 09.00 kurang dokternya baru datang, karena ada pasien rawat inap yang harus kontrol juga, ngalah deh, mana lamaaa periksanya 20 menitan lebih. Sabaar sabaaar sesama  bumil hihihi...pasien hari itu juga dikit lho... jangan bener deh favorit orang periksa hari Jum'at.

Daaan yang bikin ngeblank begitu periksa, berat adik di usia 34 minggu udah 3kg ajaa... padahal normalnya 2-2.5kg, dooh langsung was was, dokter sih bilang engga apa-apa tapi emang gendut, dibilang engga apa-apa karena memang nanti tindakannya juga sama, cuma dimajuin kalau emang ibunya engga kuat, yang tadinya jadwal sc tanggal 23 April, jadi antara 16-23 April, dan pokoknya sewaktu-waktu kenapa-kenapa langsung opname. Gimana ga worry, walaupun dokter bilang engga apa-apa terus.  Pokoknya berserah sama Allah banget, yang penting adik lahir sehat, selamat, sempurna engga kurang apapun.

Oh iya, di sini ternyata engga bisa booking kamar, bisanya minimal 1 jam sebelum masuk UGD, soalnya didahulukan yang emergency.

Jujur nih, jadi was was walaupun suami selalu bilang jangan stres jangan panik. Secara fisik sendiri udah mulai engga nyaman kalau naik mobil jalan ajut-ajutan pasti perut tegang gimana gitu. Jadi suka deg deg kan. Pokoknya sekarang mah isinya cuma doa,doa, dan doa terus. Karena sekali lagi semua bisa pasti karena ijin Allah.

Rencana sih, mungkin pilih tanggal 17 April aja, kata dokter sebenarnya dari segi BB sudah memenuhi tapi dari UK belum, paling baik di UK 38, tapi di 37 juga engga apa-apa, kita lihat perkembangannya aja dulu. Minggu depan in shaa Allah kontrol lagi, sebenarnya sih 2 minggu lagi engga apa-apa, cuma kayaknya liat mukaku yang lansung tegang gitu, bilang minggu depan kontrol lagi aja engga apa-apa biar tenang. Hehehe..

Adik Bena, sehat terus ya sayang... lahir sehat, selamat, sempurna engga kurang apa-apa, dan panjang umur.

Love you

Giriwoyo, 27 Maret 2015
18.35

Minggu, 15 Maret 2015

Surat untuk Bidadari #23

Assalamu'alaykum kakak Aish...

Kemarin kedua kalinya ya sayang ibu dan ayah, bisa datang ke tempat peristirahatan kakak. Meskipun yaa tanpa ibu datang setiap bulan kesana, in shaa Allah ibu tak pernah lupa mendoakan kakak Aish.

Kita masih punya rahasia ya sayang? Nanti akan tiba waktunya semua tahu. Apapun keadaannya nanti, mungkin saat surat untuk bidadari tak lagi rutin ibu tulis atau keadaan apapun, percayalah sayang, cinta ibu ke kakak, rasa sayang ibu ke kakak, rasa rindu ibu ke kakak tak kan pernah berkurang. Kakak adalah bidadari ibu. Malaikat yang dikirim Allah untuk ibu meski hanya sesaat secara fisik tapi karena kakak lah ibu banyaaaaak belajar tentang apapun. Tentang cinta, tenang keikhlasan, tentang kehilangan, tentang kerinduan, tentang agama, semuanya sayang.

Karena itu ibu selalu dan selalu berdoa kakak bahagia di surga, kakak on shaa Allah sekarang ada dalam pengasuhan nabi Ibrahim dan Ummu Sarah, ibu selalu berdoa kelak kita semua dapat berkumpul dengan kakak di surga. Aamiin.

Kakak Aish... kadang ibu masih terlalu emosi saat merindukanmu, maafkan ibu sayang. Merindukanmu tanpa bisa melihat dan memelukmu itu rasanya seperti ribuan jarum menusuk dada ibu. Ibu berharap kakak engga sedih ya... ibu tau kakak engga akan suka melihat ibu sedih dan menangis. Ibu terus berusaha sayang :*

Sayang, kakak Aish... teruslah bahagia di surgaNya ya sayang, tetaplah ingat ayah dan ibu. Semoga kelak, dengan ijinNya kita akan berkumpul di surgaNya, Aamiin.

Ibu selalu merindukan dan mencintaimu sayang.

Minggu, 15 Maret 2015
23:25

My Second Pregnant (8)

Jum'at tanggal 13 Maret kemarin, ibu dan ayah datang lagi untuk kontrol. Seperti cerita sebelumnya, perubahan fisik mulai terjadi (selain soal berat badan yang nambah ya) seperti sudah sekitar semingguan ini ibu kadang terasa sesak nafas, perut lebih berasa berat, dan seperti sebelumnya, area bekas operasi caesar ke bawa ngilu. Bahkan Jum'at Shubuh di tengah tidur ayam itu ibu merasa berat sekai untuk nafas.

Tapi saat periksa, belum sempat ibu menceritakan setiap detail yang ibu rasakan, dokternya sudah menebak rinci semua dari masalah sesak nafasnya, perut yang sering terasa kencang dan keras, sampai ngilu bagian bawah, dokter bilang normal, karena semakin besarnya adik di perut, everything is ok, darlaa :*. Dokter bilang ibu harus tenang,rileks, jangan stres biar engga sesak nafas, trus tidur dengan setengah duduk, atau tidurnya miring ke kiri.

Daaaan jarak 5 minggu dari kontrol kemarin, di usia kandungan 32 minggu ini, berat ibu nambah 4kg, dan adik naik 1200 gram, ini wooow, range pertambahan kata dokter 800 gram-1000 gram tapi kemarin dokter bilang engga apa-apa dengan kondisi yang sekarang. Pas di USG, adik nutupin pakai tangan, eh ya... ibu kok merasa sekilas adik buka mulut dan sempat meletin ibu ya.. entahlah. Apapun itu, ibu cuma berharap adik lahir selamat, sehat,engga kurang suatu apapun, dan panjang umur. Aamiin.

Dua minggu lagi jadwal kontrol lagi, sepertinya sudah mulai masuk kontrol 2 mingguan karena udah masuk 8 bulan toh, ada rasa deg deg kan ada rasa khawatir, dari rencana caesar tanggal 23 April ibu minta tanggal 24 April karena pengen hari Jum'at. Semoga rencana kita dilancarkan dan diridloi Allah ya sayang. Aamiin.

Oh ya, seperti biasa, ada aja yang agak gimana gitu denger ibu caesar, ngerti sih gimana orang-orang memandang, pengen yang praktis mungkin begitu, buuut mereka kan engga tau riwayat ibu. Caesar beda sufor, artinya melahirkan caesar adalah kondisi darurat, yang mungkin ada sih yang karena merasa engga sakit, padahal kata siapa caesar engga sakit. Kalau kasus sufor itu kan masalah klasik yang orang cepat ambil jalan pintas tanpa cari penyebabnya. Makanya ibu sih santai aja ntar kalau ada yang komen kok caesae, yang penting ibu akan berusaha sekuat tenaga harus ASI no sufor. Karena sekarang di pikiran ibu apalah artinya melahirkan normal, tapi habis itu dikasih sufor. Padahal udah jelas UU mengenai sufor. :p

Soal VBAC (vaginal birth after caesarian) atau melahirkan normal pasca caesar, dokter dulu pernah bilang mengijinkan kok, cuma karena kasus yang pertama dulu, dokter bilang lebih baik caesar. Dan ibu kok jadi takut untuk vbac, ayah yang tadinya pengen vbac juga sekarang agak-agak worry, karena vbac juga bukan tanpa resiko lho, harus bener-bener ada pendampingan.

Oh ya ibu kayaknya harus ngerem karbo atau gula-gula, emang sih dibanding hamil kakak dulu, pas hamil adik nih bisa dibilang minim ngemil, cuma maunya yang manis-manis. Buat jaga BB adik biar engga obes.

Sehat, selamat, sempurna ya sayang.
We love you

Giriwoyo, Minggu 15 Maret 2015
23:11

 

Ndoroayu's Zone Template by Ipietoon Cute Blog Design