My (ex)Friend

Saya mengenal orang ini dari dunia maya, awalnya karena hobi saya blogwalking terus saya nemu, saya invite dia, awalnya enak, walaupun beberapa kali sempat ''dih.. ini orang cabe banget kalo ngomong''.

Dari blog...berlanjut ke area yang lebih pribadi *halah, YM, sms, whatsapp.

(hampir) pertemuan pertama: dia meminta ijin untuk menginap beberapa waktu di kosan saya, waktu itu saya tidak bisa, karena sedang menunggu jadwal diklat dari kantor, saya katakan bahwa maaf sewaktu-waktu kalau saya dipanggil diklat gimana.

(hampir) pertemuan kedua: dia mengajak saya ke suatu tempat, saat yang sama saya ke Bandung, waktu itu dia melontarkan kalimat kurang lebih  "males ngajak kamu selalu ga pernah bisa"

Jujur saya ga enak banget.

(hampir) pertemuan ketiga: saya ajak dia ke suatu tempat ya itung-itung nebus rasa bersalah, tapi dia ga bisa karena ajakan saya terlalu mendadak.

entah ke berapa kali ga pernah jadi buat pergi, saya jujur, menghindari pergi ke acara yang pulangnya malem dan di tempat yang saya belum tau. maaf ya, saya bukan jiwa petualang, saya penakut, Jakarta masih asing buat saya untuk kelayapan malam.

Sampai akhirnya... entah Ramadhan hari ke berapa, pagi itu saya masih tidur, tiba-tiba handphone saya bergetar, dia ngajak saya pergi lagi, saya sudah semangat, ternyata malam acaranya, saya pun bilang tidak bisa, Ibu saya pasti tidak mengijinkan saya. Dan dia marah. Dia bilang dia ga akan pernah ngajak saya lagi pergi, saya ga pernah bisa. Bulir-bulir bening jatuh dari sudut mata saya.

Saya ini salah apa? dia siapa? kami pun belum pernah sekalipun bertemu, berkali-kali tak bisa bertemu pun juga saya memberi alasan yang masuk akal. Tiba-tiba dia mengucapkan kalimat yang menusuk hati, bahkan sempat saya baca QN yang apa ya seolah-plah menuduh saya ini apa? "cukup tau saja dia seperti''

Rasanya ingin marah... kamu itu siapa? apa iya saya harus menuruti kemauanmu? saya juga punya kesibukan.

Saya hapus semua contact dia, jujur saya takut, takut mengenal lagi orang asing. Tadinya saya hanya ingin menjalin silaturahmi, menambah teman, tapi mengenal orang ini jujur saya takut.

Dia sempat minta maaf saat lebaran, dan saya menjawab "mengenalmu membuat saya takut"

Sampai sekarang saya tidak tahu salah saya ini apa, sampai dia begitu marah, hanya karena entah untuk kesekian kalinya tak pernah jadi kopdaran.

Biarlah cukup sampai di situ saja. Makin takut buat kopdaran sama siapapun. lebih ayik cuap-cuap aja.

gs lt4, 14 okt 2011

10:01