Hidup memang dirancang tak selamanya lempeng aja. Seperti gambar yang saya dapat dari path ini "If there are no ups and downs in your life. It means that you're dead".
Hal ini pula yang saya rasakan belakangan ini, banyak sekali orang-orang di sekitar saya yang membuat saya down. Saya sebut banyak karena lebih dari 3 orang. Ada yang bercanda dengan candaan yang seperti tak pernah menggunakan akalnya dengan menyamakan saya dengan hewan, ada yang sudah melakukan kesalahan dengan mengcopaste foto saya tanpa rasa bersalah ditambah dengan tindakan yang lain yang ketika saya tegur malah nyolot, ada yang tiba-tiba bersikap "siapa elu?" ketika sepertinya sudah tidak membutuhkan. Ada yang bersikap seenaknya. Engga apa-apa eh apa-apa juga sih, kalau engga apa-apa tentu saya masih bisa bilang "i'm ok", toh nyatanya tidak.
Tapi di saat yang sama Allah ternyata memang taj pernah lupa memberikan obat di antara penyakit-penyakit yang datang ini. Seorang sahabat, memang kami tak selalu berinteraksi setiap hari, tapi entahlah dari sejak dulu setiap di antara kami ada masalah tiba-tiba ada jalan yang menghubungkan kami. Saling menyemangati. Bahkan yang tak kan pernah terlupa dari ingatan saya. Saat saya hamil Aisha dulu, basah kuyup dia antarkan Pandan Banana roll cake, dia dari Bandung tidak pulang dulu untuk sekedar ganti baju, dia antarkan ke rumah saya. Semoga Allah membalas segala kebaikan dan ketulusanmu, Mey.
Pun dengan sekarang ini, di saat hati saya tercabik-cabik, di saat saya down, tiba-tiba dia muncul lagi. Mengajak bergandengan tangan agar bisa melewati rasa sakit ini. Saya pikir, ini cara Allah menunjukkan ke saya, siapa sebenarnya teman yang baik itu. Bukankah seseorang dinilai dari siapa teman karibnya? :) Tak salah bukan jika akhirnya saya pilih menjauh setelah mereka telag sukses menyakiti saya ataupun ketika saya coba hubungi tiba-tiba sikapnya sudah berubah 180·.
Mungkin saya akan mengikuti cara suami saya. Suami saya membagi orang di sekitarnya dengan sahabat, teman, kenalan, rekan kerja, ya semacam itulah. Jadi ketika kita kecewa kita disakiti mungkin salah kita juga karena mengharap banyak pada orang tersebut. Tapi jika kita menganggapnya bukan siapa-siapa, kita tak kan pernah memikirkan sikap dan perkataannya. Toh bukan siapa-siapa.
Mungkin sikap saya yang terlalu lemah pula pada mereka, yang entah sudah berapa kali suami negur, kamu kayak gitu banget sih sama mereka. Ahh tapi yasudahlah, Allah tak pernah tidur bukan? Saya akan terus berusaha berpikir inilah cara Allah menyelamatkan saya dari orang-orang yang tak baik. Kata psikolog di sebuah stasiun tv swasta, kesehatan jiwa banyak dipengaruhi lingkungan sekitar, maka pilihlah teman yang bisa membawa ke perubahan yang positif untuk menghidari stres dan depresi.
Rainbow House, Jum'at 10 Oktober 2014
13:23
Fifin, saling menyemangati yaa....semoga kita terus bersahabat di dunia ini dan akhirat nanti ya...Aamiin....semangatt fifin sayang...aku akan selalu ada buat km....:-)
BalasHapusAamiin aamiin aamiin.... makasih banyak meymey sayang *hug
BalasHapus