Beberapa saat setelah saya jalan-jalan dan membaca isi dari blog saya.
Sepertinya tulisan-tulisan saya mulai ga penting, kenapa saya bilang begitu? Dalam kondisi normal, artinya ketika membaca tulisan-tulisan itu, tanpa ada rasa menyertai,entah itu rasa senang maupun rasa sedih yang menggebu-gebu, yang terlintas pertama adalah “ini nulis apa sih?”.
Saya termasuk orang yang tak bisa menahan rasa lebih lama artinya rasa senang, rasa marah,rasa sedih yang baru saya alami akan terus bertahan sampai akhirnya saya harus menyampaikannya. Entah itu bercerita melalui tulisan maupun lisan. Belum bisa menahan emosi.
Perasaan senang, sedih,marah yang menggebu –gebu yang membuat saya menulis atau sekedar update status di jejaring sosial ternyata berdampak fatal. Beberapa kali, bahkan bisa dikatakan sering kali bisa dikatakan justru menampilkan dampak yang negatif.
Ambillah contoh ketika saya update status yang kadang (dan sering) tanpa saya pikirkan lebih jauh, status yang ambigu yang membuat orang memiliki banyak persepsi, mengaitkannya dengan pandangan mereka dan kesotoyan mereka yang akhirnya jadi salah paham.
Saya butuh media untuk menampung ekspresi saya. Saya yang ekspresif dan cenderung reaktif namun juga sensitif artinya ketika saya baru saja mengalami suatu peristiwa, saya kesal, saya menjadikan situs jejaring sosial maupun blog sebagai media untuk melampaskan segala unek-unek yang saya alami dengan harapan cuma satu, biar lega. Tapi ternyata ini sering menjadi boomerang bagi saya, orang menjadi salah paham karena salah persepsi, atau justru membuat saya lebih kesal lagi, karena ketika saya mengungkapkan ketidaksukaan saya, ini justru dijadikan lelucon.
Tukang Ngeluh
Kata-kata itu sering sekali muncul dari teman-teman saya. Kadang kesal, namun setelah saya pikir. Iya juga ya? Saya terlalu sering bertanya “mengapa?”, “kok kaya gini sih?”,dsb.
Padahal kalau dipikir-pikir, mengeluh itu bukan menyeleaikan masalah dan justru memperkeruh masalah. Kenapa? Karena kita mengikuti perasaan negatif kita.
Reaktif+Tukang Ngeluh+Ekspresif= ???
Selasa, 28 Desember 2010
00:19:21
Sepertinya tulisan-tulisan saya mulai ga penting, kenapa saya bilang begitu? Dalam kondisi normal, artinya ketika membaca tulisan-tulisan itu, tanpa ada rasa menyertai,entah itu rasa senang maupun rasa sedih yang menggebu-gebu, yang terlintas pertama adalah “ini nulis apa sih?”.
Saya termasuk orang yang tak bisa menahan rasa lebih lama artinya rasa senang, rasa marah,rasa sedih yang baru saya alami akan terus bertahan sampai akhirnya saya harus menyampaikannya. Entah itu bercerita melalui tulisan maupun lisan. Belum bisa menahan emosi.
Perasaan senang, sedih,marah yang menggebu –gebu yang membuat saya menulis atau sekedar update status di jejaring sosial ternyata berdampak fatal. Beberapa kali, bahkan bisa dikatakan sering kali bisa dikatakan justru menampilkan dampak yang negatif.
Ambillah contoh ketika saya update status yang kadang (dan sering) tanpa saya pikirkan lebih jauh, status yang ambigu yang membuat orang memiliki banyak persepsi, mengaitkannya dengan pandangan mereka dan kesotoyan mereka yang akhirnya jadi salah paham.
Saya butuh media untuk menampung ekspresi saya. Saya yang ekspresif dan cenderung reaktif namun juga sensitif artinya ketika saya baru saja mengalami suatu peristiwa, saya kesal, saya menjadikan situs jejaring sosial maupun blog sebagai media untuk melampaskan segala unek-unek yang saya alami dengan harapan cuma satu, biar lega. Tapi ternyata ini sering menjadi boomerang bagi saya, orang menjadi salah paham karena salah persepsi, atau justru membuat saya lebih kesal lagi, karena ketika saya mengungkapkan ketidaksukaan saya, ini justru dijadikan lelucon.
Tukang Ngeluh
Kata-kata itu sering sekali muncul dari teman-teman saya. Kadang kesal, namun setelah saya pikir. Iya juga ya? Saya terlalu sering bertanya “mengapa?”, “kok kaya gini sih?”,dsb.
Padahal kalau dipikir-pikir, mengeluh itu bukan menyeleaikan masalah dan justru memperkeruh masalah. Kenapa? Karena kita mengikuti perasaan negatif kita.
Reaktif+Tukang Ngeluh+Ekspresif= ???
Selasa, 28 Desember 2010
00:19:21
think positive aja fin yg penting :p
BalasHapus*pertamix
jadi formulanya mungkin:
BalasHapusreaktif + tukang ngeluh = - ekspresif
naah, butuh nilai + yg banyak biar hasilnya positif, fin.. *sokngajarin
@ mba dee: thanks sista...sedang membiasakan itu :)
BalasHapus@vera: jadi ver,di tambah formula apa biar - ekspresifnya jadi +
masih tahap penelitian (pencarian fakta) fin.. *halah
BalasHapus*kabur* takut dijadiin kelinci percobaan formula dari vera
BalasHapusnin coba ditambahin tuh isi keluhannya, yakin kok kamu sebenernya punya gambaran solusi keluhanmu tulis wae gakpapa itung2 belajar memicu otak buat mengendingkan ke harapan daripada di cut di keluhannya aja
BalasHapushehehehe...
BalasHapus