Rabu, 09 Maret 2011

Cinta Rasa Nano-Nano

Manis, asam,asin rame rasanya!!!
Itulah kisah cinta yang saya alami dengan Uno. Ada rasa manis, ada rasa asam, ada rasa asin, seperti rasa permen Nano-nano. Saya sih  berharapnya berending sama dengan ketika menikmati permen Nano-nano, segar. *Ihh gimana ceritanya habis makan permen segar?
Saya telah melewati banyak waktu dengan Uno, dan semua terekam jelas di setiap tulisan-tulisan yang saya posting di note facebook maupun di blog tercinta ini. Setiap apa yang saya rasakan selalu terekam. Bahkan ketika serasa membawa rombongan barongsai dan drumband setiap ingin ketemu dia pun saya tulis.
Dan, ini mungkin bagian asam yang baru rasakan. Saya ingat, saya pernah menulis, saya sedang patah hati, ya siapa lagi kalau tidak dengan Uno. Kedekatan kami, kebersamaan kami, meskipun tidak pernah dan tidak ada ikatan pasti, tapi kita tahu diantara kami memilki perasaan yang sama, tapi kita terlalu naïf,dan menebalkan stempel Yup..We Just a Friend.
Berkali-kali Uno ingin menjauh dari saya, dia bilang saya terlalu baik, lebih baik sakit sekarang daripada nanti, dia bilang saya akan jauh lebih baik tanpa dia, namun akhirnya kami kembali dekat. Karena yang saya tahu dari dia, bahwa dia “tak ada yang memiliki” namun belum bisa membuka hati.
Dia memiliki perasaan yang sama dengan saya, namun ingin semua mengalir begitu saja. Entahlah… mungkin hampir setiap orang akan meniai saya sebagai perempuan bodoh yang mau digantung. Lalu saya? Saya tak pernah merasa begitu, cinta sudah buta? Mungkin.
Satu yang pasti, dia laki-laki pertama yang saya cintai dengan serius, inilah pertama kalinya saya merasa ini jatuh cinta, telat sekali memang. Tak apalah, saya harus berani mencintai. Setelah tak hanya sekali saya terikat atas nama pacaran dengan laki-laki yang tak pernah saya cintai sepenuh hati, saya merasa inilah saat yang tepat untuk membuka hati saya. Dan lelaki itu adalah Uno.
Sekitar seminggu yang lalu, saya untuk pertama kalinya menghabiskan waktu dengan Uno, meskipun telah berulang kita saling mengungkapkan bahwa kita sama-sama takut kehilangan satu dengan yang lainnya. Tapi saat itulah, betapa saya merasa bahwa dia membutuhkan saya, dan begitupun dengan saya.
Saat itulah saya mendengar langsung, melihat langsung wajahnya, dia mengatakan  takut kehilangan saya, mengapa berkali-kali dia ingin menjauh, betapa itu cuma di bibir saja. Karena pada kenyataannya kita ini menjadi dekat lagi.
Namun, ternyata rasa itu, cukup berumur tepat seminggu, dia mengaku punya pacar. Saya mendengar langsung dari mulutnya, tumpah air mata tak terkira. Dia mengaku salah, dia tidak ingin kehilangan saya ataupun perempuan itu. Perempuan itu baik yang membuat dia tak mungkin meninggalkan untuk  saya. Namun, entah hanya penghibur atau apa yang saya ingat dia mengatakan “Kenapa sih Fin, lo baru datang  ke kehidupan gue sekarang? Kalau dibilang baik, lo lebih baik, kalo dibilang pengertian, lo lebih pengertian ke gue, tapi gue juga ga bisa bilang kalo gue juga ga sayang sama cewek gue, kalau engga,udah gue tinggalin dia dari dulu-dulu, masalahnya lagi dia pasti bilang terserah lo aja kalo lo lebih seneng,gue ga pa pa diputusin, gue yang salah fin, gue egois, gue ga mau kehilangan lo tapi gue ga mungkin ninggalin dia” . Kalimat itu meluncur deras dari mulutnya sama derasnya dengar air mata saya.
Yang pertama terlintas dipikiran saya, Ya Allah, inilah pertama kalinya saya jatuh cinta, dan ini pula pertama kalinya saya patah hati, dan saya merasa jadi selingkuhan,jadi orang ketiga di antara mereka.
Uno sempat bertanya “Kaya’ gini ni selingkuh ga sih, kan kita ga jadian?”, dan saya menjawab “Kata aku sih iya, emang kita ga jadian, tapi kita tahu, kita punya perasaan yang sama, dan dalam kondisi kamu-nya punya pacar
Uno membebaskan saya, ingin menjauhi dia pun tak apa, tapi dia tidak akan menjauh asal saya bisa membuka hati untuk laki-laki lain. Lalu bagaimana dengan saya? Entahlah sampai saat saya menulis ini saya tidak ingin menjauh, tidak ada yang salah, Uno pun tak salah, hanya kondisinya yang salah.
Saya tahu dan yakin, bahwa setiap manusia diciptakan berpasang-pasangan. Kalau jodoh pun tak akan lari kemana.
Saya tidak tahu,pikiran jahat apa ini, ketakutan saya adalah bagaimana jika Uno akhirnya menikah dengan orang lain, karena yang terpikir “ terserah lo deh sekarang mau pacaran sama siapa? Tapi kalo nikah? Sama gue yaa”
KPS No.8, Selasa, 08 Maret 2011
13:22:14

3 komentar:

 

Ndoroayu's Zone Template by Ipietoon Cute Blog Design