Jumat, 27 Februari 2015

My Second Pregnant (7)

Kali ini saya akan bercerita mengenai kebiasaan di dua kehamilan saya termasuk masalah ngidam, yaa meskipun ngidam jadi bahan pertentangan ya karena di dunia medis engga ada yang namanya ngidam.

Kehamilan pertama.
Inget banget, waktu itu belum tahu kalau sudah hamil, cuma feeling aja, tiba-tiba pengen jagung bakar serut pas jaman kuliah di Semarang dulu, di jalan Kusumawardani kalau ga salah nama jalannya. Untung waktu itu di Indramayu ada, cuma dibeliinnya engga diserut dan rasanya beda.

Terus pengen nasi opor Kuning yang dibungkus daun Jati yang jual cuma ada di Giriwoyo *tepok jidat. Di bawain lah dan ajaib engga basi, cuma Bapak bilang "jangan pengen yang aneh-aneh lagi ya".

Pengen gulai otak dan steak Holycow,ini yang ga kesampaian. Pernah juga jam 2 malem pengen nyium aroma mie ayam yang pas direbus di panci.

Berat badan sempat turun 3kg, gara-gara bener-bener muntah terus kalau makan, sampai sempat diopname semalam. Dan bener-bener pusing jadi kerjaan cuma rebahan terus di kasur. Oh ya benci banget bau suami, pulang kerja bau keringet pusing, udah mandi bau sabunnya pusing, parfum juga sama, makanya pakainya di luar rumah. Daaan ga mau deket-deket suami, jadi selama hamil tuh tidur beda kamar. Wkwwkwkwk... sempat liat obrolan para suami yang istrinya juga lagi hamil ternyata ada yang ngalamin juga ga mau deket-deket suami.

Oh iya, selera makan bedaaaa banget, Padang banget, sering banget makan masakan Padang dan harus ekstraaaaa pedaaaaas, suami yang doyan pedas aja sampai engga doyan saking pedasnya makanan saya. Pernah malem-malem pengen tempe goreng yang dipenyet di sambal bawang. Itu saya pakai rawit setan 10, padahal biasanya 3 aja udah huuh haah huuuh haaah. Pokoknya harus pedes. Pada prediksi anaknya cowok, tapi engga tuh. :p Almarhumah kakak Aish wajahnya mirip ibunya tapi selera makan ikut ayahnya.

Kehamilan kedua
Mual di trimester awal sama sih, cuma masih bisa ngapa-ngapain. Awal-awal malah kenal flu batuk sampai 3 mingguan, meskipun mual muntah, makanan masih masuk. Jadi makan-muntah- ya makan lagi hihihi.

Ngidam? Apa yaa kayaknya engga ada yang khusus, eh pengen bebek ireng cak Baz deket kosan waktu kerja dulu, daan bete banget nyoba order lewat fb dibaca doang ga ada tanggapan, akhirnya dibeliin salah satu temen ODOJ, Adiak Pipit diimpor langsung dari Depok. Terus dibawain mamah mertua juga. Hihihihi..

Nah kalau kakak Aish Padang banget, ini adik Jawa banget, jadi ceritanya suami inisiatif minta dibawaih gulai otak gara-gara dulu pas hamil kakak Aish pengen gulai otak ga kesampaian, yang ada saya eneg banget, tapi gimana udah dibawain mamah ga enak lah udah dibawain dari Bogor engga dimakan, makannya langsung ditelen kalau dibayangin soalnya geli hahahaha.

Terus kalau dulu cinta mati sama cabe, sekarang adik maunya yang manis-manis. Jadi engga heran ini berat badan kayaknya lagunya Anggun... melambung tinggi...

Pokoknya manis dingin, terus kalau itu ya ituuu terus sampai bosen, pernah pengen pisang ijo, beli terus seminggu sampai yang beliin eneg, terus nasi opor kuning daun jati seminggu lebih sarapan itu terus.

Oh ya sekarang ngidamnya masak atau bikinan sendiri. Jadi pengen kue apa gitu maunya bikin sendiri, pengen masakan apa gitu maunya bikinan sendiri, dan ajaibnya makanan -makanan ini adalah makanan yang pertama saya bikin tapi rasanya endang bambang surindang, bahkan suami bilang harusnya dijual.

Walaupu ada juga yang gagal tapi rasanya puas aja, pengen klepon bikin sendiri, pengen bubur candil, pengen bubur kacang ijo, kue lapis, proll tape, sampai siomay, ayam panggang, asam padeh sampai kue beras ala Korea alias tteokbokki. Semua homemade. Jadi kalau malam engga bisa tidur dan pusing kalau belum browsing resep dan nemu besok pengen bikin apa.

Nah, aneh juga kalau dulu engga mau deket suami sekarang maunya nempeeeel terua pakai haru biru nangis gtu kalau ditinggal, dan engga akan bisa tidur kalau engga ada suami disamping saya. Pokoknya bakalan mewek-mewek kalau ditinggal pergi padahal cuma futsal misalnya.

Kalau persamaanya, engga kakak engga adik ini suka banget bersih-bersih, jadi betah banget mainan sabun di kamar mandi, nyikatin kamar mandi, pokoknya rapih-rapih.

Apapun itu saya berharap adik selamat, sehat, sempurna, dan berumur panjang serta kejadian kakak Aish engga akan pernah terulang lagi, cuma itu harapan saya. Melihat dan mendidik adik dari bayi dan menyaksikannya tumbuh menjadi anak salihah. Aamiin

Giriwoyo, Jum'at 26 Februari 2015
21:49

Selasa, 10 Februari 2015

Surat untuk Bidadari #22

Assalamu'alaykum kakak Aisha..

Walaupun ibu pernah bilang, jika suatu hari nanti ibu engga nulis lagi Surat untuk Bidadari bukan berarti ibu melupakan kakak tapi rasanya kayak ada yang kurang aja kalau ibu engga nulis. Apa ibu belum move on? No no... ibu udah menerima kok sayang. Yaa... kalau kadang-kadang dan bisa dibilang hampir ga pernah nangis-nangis lagi kecuali saat ke makam kakak misal, atau ingat kakak, ataau liat foto anak-anak temen ayah ibu yang seumuran sama kakak. Itupun jarang udah sangaaat jarang ibu nangis karena ibu tahu kakak engga akan suka liat ibu sedih.

Beberapa waktu yang lalu ada seorang teman di facebook yang share tentang ini sayang,

# Hiburan Tuk Mereka Yang Mengalami ...#
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Dari Qurrah Al Mazni radhiyallahu 'anhu berkata:
Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, apabila beliau duduk, maka
sekelompok sahabat duduk menemani beliau.
Dan di antara mereka itu ada seseorang yang mempunyai anak
kecil. Anak itu datang dari arah belakang bapaknya, kemudian ia
mendudukkan anaknya di hadapannya.
Kemudian Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bertanya kepadanya,
"Apakah kamu mencintainya?"
Lelaki itu menjawab, "wahai Rasulullah, aku mencintaimu karena
Allah, sebagaimana juga aku mencintainya."
Tak lama kemudian, anak itu meninggal, sehingga menyebabkan
lelaki tersebut berhalangan menghadiri halaqah (majelis)
Rasulillah karena teringat anaknya dan sedih atas kematiannya.
Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam mencarinya dan bertanya,
"Kenapa aku tidak melihat si fulan?"
Para sahabat menjawab, " Wahai Rasulullah, anaknya yang
engkau lihat itu meninggal."
Maka Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam menemuinya dan
menanyakan kepadanya tentang anaknya. Sahabat itu
mengabarkan bahwa anaknya itu telah meninggal.
Beliau kemudian mengucapkan belasungkawa kepadanya dan
bersabda,
"Wahai fulan, MANAKAH YANG LEBIH ENGKAU SUKAI, APAKAH
ENGKAU MENGHABISKAN USIAMU DENGAN BERSENANG-SENANG
BERSAMANYA, ATAUKAH DI AKHIRAT NANTI ENGKAU MENUJU KE
SALAH SATU PINTU SURGA DI MANA IA TELAH MENUNGGUMU DI
SANA DAN MEMBUKAKANNYA UNTUKMU?"
Ia menjawab, 'Wahai Rasulullah, bahkan yang lebih kusukai ialah
ia menungguku di pintu surga kemudian membukakannya
untukku,"
Beliau bersabda, "Balasan itu untukmu."
Kemudian seorang laki-laki dari kalangan Anshar berkata, "Ya
Rasulullah, - semoga Allah menjadikanku sebagaui tebusanmu-,
apakah hal itu khusus baginya ataukah bagi kami semua?"
Beliau menjawab, "Bahkan untuk kalian semua."
*** Hadits ini disebutkan dalam buku : Panduan Praktis Hukum
Jenazah" karya Syaikh Al Albani bab Ta'ziah ***
---------------------------------------------
-------------
"Sesungguhnya di dalam surga pastilah ada sebuah pohon yang
memiliki (semacam) kantong kelenjar susu sebagaimana pada
kantong kelenjar pada sapi. Anak-anak kecil di dalam surga
mendapatkan makanan darinya..."(1)
"Putra-putra kaum muslimin (yang meninggal di waktu kecil)
berada di sebuah gunung di dalam surga. Mereka diasuh oleh
Nabi Ibrahim dan Sarah. Jika hari kiamat, mereka semua
dikembalikan orang tua mereka masing-masing" (2)
Dalam sebuah hadits yang sanad panjang,..."Kemudian malaikat
tsb berangkat bersamaku sampai aku menyaksikan anak-anak
yang sedang bermain di antara dua sungai. Aku berkata,
"Siapakah mereka?" Malaikat menjawab, " Mereka adlah anak
keturunan kaum mukminin (yang meninggal sebelum baligh) yang
diasuh oleh ayah mereka Ibrahim 'alaihis sallam.(3)
Dalam redaksi lain disebutkan ...lantas kami pergi sampai
akhirnya tiba di sebuah taman hijau. Di dalamnya ada sebuah
pohon besar. Di akarnya ada seorang laki-laki dan beberapa
anak-anak.(4)
---------------------------------------------
-----------
Mereka bahagia di sana....bacalah ini ketika kau
merindukannya...
---------------------------------------------
-----------
*Note:
Sumber : Buku Kehidupan Alam Kubur , Ibnu Rajab Al Hanbali
yang sudah ditahqiq oleh Syaikh Muhammad Al Sa'id ibn Basyuni
Zaghlu

Nah, kalimat yang hurufnya kapital itu yang semakin menguatkan ibu, karena ibu lebih memilih yang kedua, bersama kakak di surga kelak. :)

Sayang, doa ibu dan ayah selalu untukmu, semoga engkau bahagia di surga, menunggu ibu ayah dan semua yang kita cintai di surga kelak.

Giriwoyo, Selasa 10 Februari 2015
22:38

Minggu, 08 Februari 2015

My 2nd Pregnant (5)

Alhamdulillah... sekarang usia adik udah masuk 7 bulan, tepatnya 27 minggu 4 hari. Adik makin aktif gerakannnya bahkan bisa dibilang sangat aktif, sampai ibu pikir adik kembar, karena sering banget tendangan-tendangan  muncul di dua tempat berbeda.

Hari ini ayah pulang lagi ke Indramayu setelah hari Kamis kemarin nganterin ibu dan adik ke rumah eyang buat persiapan kelahiran adik nanti. Jum'atnya ibu dan ayah untuk pertama kalinya periksa lagi ke dokter Soffin, dan ibu sempat di"marahi" dokter Soffin karena ibu nangis ingat kakak Ais, ibu khawatirin adik. Ibu engga mau adik kenapa-kenapa.

Dokter Soffin bilang, ibu engga boleh sedih engga boleh menduga-duga karena itu engga boleh juga di dalam agama, dokter merencanakan sc adik nanti tanggal 23 April kecuali keadaan darurat misal ketuban pecah duluan sebelum tanggal itu. Ibu juga disuruh ngejae berat badan adik, semua boleh dimakan asal engga yang aneh-aneh semisal alkohol atau bakar-bakaran sebaiknyq dihindari. Berat adik kemarin normal, udah 1kg. Dan dokter juga bilang adik aktif banget gerakannya, semua bagus, in shaa Allah ntar engga apa-apa. Oh iya, ini pertama kalinya ibu usg 4D dulu pas kakak engga sempat karena kakak udah masuk panggul. Sekarang adik posisi sungsang tapi ibu engga usah khawatir karena nanti sc. Pas di usg ibu liat adik beberapa kali nguap, dan terakhir yang diambil pas adik senyum. Pertama liat ibu langsung bilang bibir adik mirip ayah. Yaah apapun mirip ibu atau ayah, yang terpenting adik selalu sehat dan selamat saat lahir nanti.

Adik sayang, sehat, normal tidak ada kekurangan sesuatu apapun baik lahir dan batin serta selamat ya sayang. Ibu, ayah, dan semua menunggu kehadiran adik.

Green Room, Minggu 8 Februari 2015
16:03

Kamis, 05 Februari 2015

Jualan

Seperti yang pernah saya ceritain sebelum-sebelumnya, keluarga suami saya ini jiwa pedagangnya kuat. Mulai dari suami, adik ipar, mamah, walaupun sudah ada pekerjaan tetap lainnya tetep aja jualan. Kebanyakan jualan makanan olahan sendiri, apalagi adik ipar saya, karena basicnya sekolah dan kuliah yang ada hubungannya dengan dunia kuliner dia sering jualan, kalau menjelang lebaram jualan kue-kue lebaran, terus terakhir ini dia jualan cireng.

Saya yang awalnya masak aja cuma sekedar syarat karena ada paham klasik yang mengatakan seorang perempuan harus bisa masak, tiba-tiba aja jadi kecanduan masak. Dan juri utamanya siapa lagi kalau bukan suami. Karena suami saya bukan tipe yang makanan amburadul pun dibilang enak, jadi yaa semacam chef Juna yang pelitnya minta ampun kalau mau bilang enak wwkwkkkwkk. Jangankan nyoba langsung, dia paling ilfil sama perempuan yang engga bisa masak hahhaaa. Pernah dia menstop cerita saya pas saya cerita soal ada yang masak kolak pakai kentang, substitusi yang aneh yang bikin suami saya eneg.

Saya yang tadinya masak standar aja, jadi seneng banget nyoba resep, dan jangan salah sering lho masakan saya ini engga disentuh suami, saya bete, pasti lah, cuma jadi semangat lagi buat bikin lagi.

Nah akhir-akhir ini udah beberapa menu suami saya selalu komen  "sayang dijual aja deh, ini layak jual, enak bentuknya juga udah layak kalau mau dijual", aduuh...jualan? Belum siap deh, maklum dengan karakter moody gini takut pas lagi bad mood ini makanan jadi amberegeul rasanya.

Cumaaaa... eng ing eeeeng... kok saya jadi semangat pengen jualan gini ya? Tak lain dan tak bukan karena suami, adik ipar, keluarga, eh ada temen yang udah terjun duluan di bidang enterpreneur pada nyemangatin buat jualan.

Pengen sih... aduuh jadi galau-galau geje deh... hahaha... habis saya masih menikmati hari-hari memasak dan bikin kue untuk keluarga aja, artinya mungkin ini yang disebut memasak dengan cinta, jadi do the best gitu tiap masak, nah kalau orientasinya jualan nih yang perlu diasah. Soalnya buat saya sekarang, sebagai orang awam di dunia memasak dan tiba-tiba ada di tahap masakan dibilang enak itu udah sueeeeeneeeng pooooll. Suami bilang, tantenya yang sekarang suka nyambi bisnis kering kentang, itu engga pinter masak dulunya, sekarang bisnis kering kentang, jadi saya pasti juga bisa, begitu katanya.

Ya Bismillahirrahmanirrahim... ngumpulin niat dulu buat semangat jualan :D

Rainbow House, Kamis 5 Februari 2015
08:03

 

Ndoroayu's Zone Template by Ipietoon Cute Blog Design