Kamis, 28 Oktober 2010

Perasaan yang Tak Terdefinisikan

Beberapa minggu terakhir hingga saya menulis ini, saya sedang menikmati sebuah rasa. Rasa yang saya ibaratkan seperti saat menikmati secangkir kopi di kala hujan *saya pernah membuatnya dalam ke dalam note di sebuah jejaring sosial, facebook. Rasa yang tak bisa dijelaskan secara gamblang.

Entah apa dan bagaimana menjelaskannya lebih jauh, secara simpel, jatuh cinta mungkin itu kata yang mendekati tepat. Duh jadi malu saya. Saya sendiri lebih memilih kata klik untuk mewakili perasaan itu, ada perasaan nyaman, nyambung, dan apa ya?*haduhh saya malah jadi bingung sendiri menjelaskannya.

Sebut saja namanya, Uno. Saya mengenalnya dalam sebuah kesempatan yang tak pernah saya duga sebelumnya. Ketika pertama kali kami ngobrol, entah bagaimana ceritanya, ada perasaan “kok saya seperti sudah mengenalnya”, klik, atau entahlah, saya merasa dekat. Ya, mungkin perasaan seperti pernah bertemu sebelumnya.

Saya tak berani ungkapan lebih jauh, bagaimana dia dan seperti apa dia*takut ketahuan dia siapa. Hehehehe. Saya malu. Selain itu, saya takut diledekin. Sahabat saya yang saya jadikan tempat saya curhat tentangnya, respon pertamanya “aku belum pernah melihat kamu sebinar-binar ini, dan kamu tahu? Aku mengalami yang kamu alami ini ketika saya SMP”. Hehehehe. Entah apa maksudnya,mungkin puber saya telat. *jiaaahh.

Apa mungkin ini cinta pertama? Apapula itu cinta pertama? Entahlah, saya tidak mau menyebutnya cinta pertama, cinta terakhir *loh jadi seperti judul lagu, atau cinta-cinta yang lain *apalagi Cinta Laura. Saya merasakan nyaman, itu yang pasti. Bagaimana itu bisa? Atau lebih jauhnya seperti apa. Saya pun tidak tahu. Tidak terdefinisikan, mungkin itu kalimat yang tepat.

Seperti kebanyakan orang yang mengalami rasa ini, saya mulai seperti lagunya eyang Titiek Puspa. Seperti berikut

Biar siang biar malam terbayang wajahnya
Biar hitam biar putih manislah nampaknya
Dia jauh aku cemas tapi hati rindu
Dia dekat aku senang tapi salah tingkah
Dia aktif aku pura-pura jual mahal
Dia diam aku cari perhatian

Hehehe sepert itulah yang sedang saya alami. Aduuuhh jadi malu saya. Akun facebook saya sedang deactived, saya sedang mencoba mencari tahu, kira-kira dia sadar tidak, dan kira-kira apakah dia akan mencari saya? Harap-harap cemas.

Setelah berkomunikasi selama beberapa minggu, belum bisa dipastikan bagaimana perasaannya. Saya juga tak berharap dia menjadi yang orang sebut pacar, ya kalau memang Uno ini mempunyai perasaan yang sama, ya lamar saya dong, nikah aja. Hehehehe.

Berdasarkan pendapat sahabat saya, seharusnya “kejujuran” saya secara implisit, Uno ini seharusnya sadar tentang perasan saya. Saya termasuk orang yang ekspresif, tak perlu dijelaskan dengan gamblang,orang akan mengetahui perasaan saya. Apalagi melalui status-status saya di facebook, yang sering ekspresif sekali.

Namun seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, bagaimana definisi perasaan itu tak bisa dipastikan. Duh kok jadi ribet begini ya? Inilah saya, saya yang ingin bercerita tentangnya namun tak ingin diketahui siapa yang sedang saya ceritakan.

Dan hanya satu yang bisa dipastikan, saat saya sedang menulis tentang perasaan ini, saya sambil cengar cengir, senyam senyum ga jelas, ditemani lagu-lagu full of love. Inget umur Fin!!! Hehehehe.

Akhirnya saya berani mengungkapkan semuanya di sini, dan ini bukannya tanpa alasan. Saya berani menuliskan di sini, karena tak banyak teman saya yang tahu saya punya blog ini. Hahahaha.

*Alhamdulillah selesai, ada teka-teki yang terjawab jika jeli membaca tulisan ga penting ini.

KHM No. 4, Rabu, 27 Oktober 2010
21:14:44

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ndoroayu's Zone Template by Ipietoon Cute Blog Design