Minggu, 09 Februari 2014

Surat untuk Bidadari #4

Bidadari Ibu,
Tak terasa ya sayang besok tepat 1 bulan pertemuan sekakigus perpisahan kita di dunia. Waktu serasa cepat berlalu, meskipun bagi Ibu rasanya semua masih terekam jelas. Di jam yang sama satu bulan yang lalu, Ibu ada di IGD RS PKU Muhammadiyah. Menantimu dengan cemas sayang, pesan dari Ayah melalui whatsapp yang terus mendoakan kita terus berulang. Ayah dan Ibu terus berdoa sayang, agar kita bisa, kita kuat.

Kabica bidadari Ibu yang salihah,
Maafkan Ibu sayang yang selalu mengingat masa-masa itu, Ibu tak ada kenangan lain, bahkan bersamamu pun tak ada 5 menit. Ibu hanya diijinkan sebentar menciummu, ciuman selamat datang dan salam perpisahan. Tak ada kesempatan Ibu untuk memelukmu, menggendongmu, bahkan sekedar membelaimu, sayang.

Aisha,
Betapa banyaknya panggilan kesayangan untukmu, dulu saat kamu masih di perut Ibu, Kakak, Kabica, Kakak Bica, Aisha, sampai-sampai Ayah sempat khawatir kami bingung sayang dengan panggilan dari Ibu ini.

Sayang,
Kehilanganmu adalah bagian tersulit dalam hidup Ibu, kadang Ibu capek sayang, kadang Ibu marah, kadang Ibu sedih ketika orang-orang seolah mencibir Ibu yang masih sering menangis, belum bisa bertemu dengan banyak orang. Meskipun tak pernah berhenti Ayah menguatkan Ibu, beberapa sahabat menenangkan Ibu. Ahh biarlah toh mereka tak pernah merasakan kehilangan belahan jiwanya, anak yang tumbuh berkembang dalam rahimnya, itulah kalimat penghibur Ibu saat Ibu masih bisa berpikir jernih, sayangnya Ibu masih lebih sering belum bisa mengontrol semua.

Kabica sayang,
Ini sulit bagi Ibu, nak. Tapi Ibu akan terus berusaha, berusaha kuat berusaha ikhlas yang sebenar-benarnya, demi kamu, demi Ayah, juga demi Ibu sendiri. Ibu yakin, sekarang kamu sudah benar-benar seorang Maheswari seperti namamu, bidadari cantik, di surga.

Ibu selalu merindukan dan mencintaimu, sayang, selalu.

Minggu, 9 Februari 2014
21:58

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ndoroayu's Zone Template by Ipietoon Cute Blog Design