Senin, 24 Februari 2014

Surat untuk Bidadari #8

Beberapa bulan yang lalu, di kamar ini jam-jam segini, saat ayah masuk shift pagi, kita menghabiskan waktu ya sayang. Kadang berdua kita ndengerin murrotal, alunan musik mozzart, nonton film, sampai nonton bulutangkis.

Pagi-pagi kamu nemenin ibu belanja, masak, beres-beres, sampai nyuci baru kita santai-santai di kamar ini ya? Ibu kangen tendangan-tendangan halusmu di perut ibu, sayang.

Berbagai rencana telah ibu susun agar ibu tetap bisa menemanimu meskipun ibu tanpa ART, saat ibu memasak, saat ibu mencuci, saat ibu menjemur cucian, ibu membayangkanmu yang menemani dalam stroller. Dan mulai pagi ini, rasanya ibu terbangun dari khayalan-khayalan itu, ibu merindukanmu sayang, teramat merindukanmu.

Tak ada lagi sentuhan-sentuhan halusmu yang menemani ibu saat ibu melakukan semua ini, sayang. Tak ada lagi khayalan itu.

Ibu tahu sayang, Allah pasti sudah menyiapkan rencana yang lebih indah dari khayalan ibu, untuk mu, untuk ibu, untuk ayah, untuk eyang, untuk kita semua sayang. Bukan ibu tak menerima ini, bukan ibu tak percaya Allah, tapi ibu hanyalah seorang perempuan biasa yang merindukanmu, sayang. Ibu kangen kamu, sayang.

Kebersamaan kita selama kurang lebih 9 bulan, rasanya berlalu begitu cepat, rasanya baru kemarin ibu melihat dua garis dalam tespack, rasanya baru kemarin ibu menikmati setiap sentuhan-sentuhanmu dalam perut ibu. Meski ibu tak sempat mendengar tangismu, tak sempat memelukmu, tak sempat merawatmu secara langsung.

Aisha, bidadari cantik ibu.
Maafkan ibu sayang, maafkan ibu masih sering bersedih, masih sering menangis di saat merindukan seperti saat ini. Ibu tak ada niat memberatkanmu ataupun ingin kamu melihat ibu rapuh seperti ini.

Kabica, ibu selalu berdoa untukmu, cinta ibu...
Ibu selalu mendoakanmu, agar kamu bahagia berada di surgaNya yang paling indah. Kelak, semoga kita bisa bersama ya sayang, ibu akan memberikan semua yang terbaik yang ibu miliki. Jika sekarang ibu belum bisa memelukmu, menciummu, menggendongmu, menyusuimu, dan semua yang selayaknya seoraang ibu berikan untuk bidadarinya, semoga nanti ibu ada kesempatan untuk melakukannya untukmu, sayang. Rasa sedih yang menyakitkan sayang saat ibu harus melihat ASI ibu menetes terbuang sia-sia tanpa bisa kamu nikmati sayang, bahkan sampai satu bulan kepergianmu, meski tanpa menyusui, meski telah ibu minum obat penghenti ASI, tapi ternyata masih keluar, dan itu semakin membuat ibu merindukanmu, bidadari ibu.

Sayang, ibu minta maaf ya sayang kalau ibu belum bisa memberikan yang terbaik untukmu.

Aisha, bidadari cantik ibu, bantu ibu dengan doa ya sayang, supaya ibu dan ayah bisa kuat dan melewati masa-masa tersulit ini. Kakak cantik, baik-baik ya... jadi bidadari salihahnya ibu dan ayah. Jika di dunia tak bisa bersama, semoga kelak kita bisa berkumpul ya sayang di surgaNya, semoga kakak salihah bisa jadi penolonf ibu dan ayah ya sayang, agar kita bisa bersama.

I love you, sayang..

Ibu sayang Aisha
Ibu kangen, sayang
Kakak baik-baik ya...

Jasmine House, Senin 24 Februari 2014
10:29

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ndoroayu's Zone Template by Ipietoon Cute Blog Design