Jumat, 05 November 2010

Lihatlah Lebih Dekat

Kemarin pagi, seorang teman  meminta saya membaca unek-uneknya di sebuah web.  Inti dari yang ingin dia curahkan adalah tentang adanya perbedaan perlakuan hanya karena perbedaan suatu jenjang pendidikan. Ini terjadi di sebuah tempat dimana saya akan menghabiskan waktu kurang lebih 33 tahun untuk menjadi buruh rakyat.
Untuk menjadi buruh seutuhnya, ada berbagai rangkaian kegiatan yang harus kami lakukan. Inilah salah satu wujud nyata perbedaan itu. Perbedaan itu antara lamanya waktu kami untuk memasuki apa yang dinamakan, prajab. Bukan kami iri, yang menjadi pertanyaan adalah apa yang mendasari perbedaan lamanya waktu,  sedangkan saya sempat melihat materi yang diberikan pun tak beda jauh. Sayangnya, saya tak begitu jeli apakah ada materi yang ditambah atau tidak, seingat saya tidak, namun entahlah karena waktu itu saya hanya sambil lalu. Buku pun sama,beda warna sampul saja nampaknya.
Perbedaan berlanjut, mengenai medcheck, saya pribadi belum mengalaminya. Namun, seorang teman pernah cerita, bahwa akan ada perbedaan tempat. Pendapat teman saya, mungkin untuk menghindari  penumpukkan, lalu kenapa tidak dicampur saja, sehingga tidak menimbulkan “kelas”?
Saya pribadi mengalami berbagai pengalaman yang jujur saja membuat saya minder, hanya karena stempel DIII. Sesama kaum DIII pun, jika sebenarnya sudah punya S1, pasti sedikit banyak berbeda perlakuannya. Apakah suatu jenjang pendidikan akan benar-benar menjamin? Jangankan jenjang pendidikan, jurusan, tempat dimana kuliah itu menjadi semacam kelas tersendiri.
Tak usahlah perbedaan jenjang, ingatkah kita ketika SMA, ada kelas IPA,IPS, dan Bahasa. Yakin  deh, pasti yang namanya IPS itu dianggap kelas buangan. Saya pribadi ketika SMA masuk IPS, dan tak jarang banyak yang bertanya ketika saya masuk IPS “kok masuk IPS, bukan IPA?”, biasanya saya menjawab “memang kenapa kalau saya masuk IPS?salah ya?”. Jujur saja saya suka geregetan, SMA masuk IPA, begitu kuliah masuk jurusan komunikasi, ekonomi, dan sederet jurusan sosial yang lain. Huh ga konsisten!!! *ampuunn bagi yang tersindir. Bukannya apa-apa, kadang kita sudah memandang sebelah mata dulu.
Mengapa kita sering menganggap suatu jenjang pendidikan, suatu jurusan, suatu almamater itu menjadi sebuah dasar untuk menilai seseorang? Yang pasti akan berujung pada perbedaan perlakuan. Halloooo, apakah berarti seorang juara olimpiade matematika, fisika, kimia itu lebih pintar dari seorang pianis misalnya?
KHM No. 4, Jumat, 05 Nopember 2010
02:01:31

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ndoroayu's Zone Template by Ipietoon Cute Blog Design