Jumat, 14 November 2014

Kenapa saya jadi IRT?

Meskipun sudah pernah beberapa kali saya menulis alasan kenapa saya resign, rasanya ternyata masih ada yang terlupa.

Menjadi anak tunggal, bayangan bagi hampir setiap orang tentu menyenangkan. Untuk saya? Tak selamanya. Kenapa?

Kedua orang tua saya bekerja, dari kecil saya ingat betapa saya selalu nangis kalau mau ditinggal kerja, ada rasa yang tak tahu bagaimana menyebutnya saat saya dititipkan dari sama Mbah, bude satu ke bude yang lain, kakak sepupu yang satu ke sepupu yang lain.

Rasa engga mau tidur siang karena takut pas bangun ibu udah berangkat kerja, atau kalau saya tidur di rumah bude, kaki dan tangan saya akan penuh coretan dari kakak sepupu saya yang mencoret-coret kaki dan tangan saya dengan sengaja waktu saya tidur.

Rasa ini tiba-tiba keluar lagi, ingatan-ingatan masa kecil saya, kenapa saya menjadi pemarah. Kenapa untuk makan bersama itu rasanya sulit? Kenapa pekerjaan dan perasaan engga enak ke orang lain itu jauh lebih besar dari rasa ingin menemani saya makan?

Selalu saya bilang, saya tak ingin anak-anak  saya merasakan yang saya rasakan. Saya ingin selalu untuk mereka, setidaknya mengutamakan mereka. Saya tak ingin anak-anak saya bingung lari kemana saat mereka sedih saat mereka butuh dekapan.

Rasa sedih, rasa terabaikan ternyata masih tersimpan dengan rapi di ingatan saya, kenangan-kenangan yang ingin saya lupa.

Saya ingin sembuh, saya ingin bahagia dengan kenangan yang indah.

Saya ingin menjadi ibu yang setidaknya selalu ada di samping anak-anak saat mereka membutuhkan, saat mereka butuh pelukan. Yang tak kan menduakan mereka dengan pekerjaan.

Rainbow house, Jum'at 14 November 2014
13:29

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ndoroayu's Zone Template by Ipietoon Cute Blog Design