Minggu, 25 Januari 2015

[Belajar] Menahan Diri Part 2

Udah kayak kayak buku aja ada sekuelnya. Kali ini mau curcol lagi soal kegemesan saya. Ihh mie kali gemes :p
Jadi begini ceritanya, ada perempuan yang tiba-tiba mengadd akun socmed seorang laki-laki bukan mahramnya berkali-kali. Jadi add akun A, diignore ganti add akun B diignore, masih belum nyerah ganti add akun C diignore. Lalu apa yang salah?
Pertama, kedua orang ini bukan mahram dan sudah sama-sama berkeluarga, yang mengherankan perempuan ini pun dalam socmed berteman dengan istri si laki-laki namun tidak ada komunikasi. Menurut saya, sepertinya engga etis ya? Itu menurut pandangan saya. Kenapa?
Begini, semenjak menikah saya benar-benar membatasi teman lawan jenis walaupun di socmed ya? Entah sudah berapa kali saya mengignore teman-teman lawan jenis, meskpun saya kenal. Akun socmed di sini misal instagram, line, facebook, bbm, path dsb. Jujur masih ada di daftar pertemanan saya yang lawan jenis, mereka ini sudah saya approve jauuh sebelum menikah. Sebenarnya saya pengen meremove satu per satu cuma masih ada rasa sungkan. *ini gimana sih masih setengah-setengah gini *tepokjidat.
Kalau ditanya ih kenapa sih gitu amat? Pertama saya perempuan yang sudah menikah, tentu menghargai dan menghormati perasaan suami saya adalah yang pertama, rasanya gimana sih kalau tiba-tiba ngobrol geje dengan lawan jenis. Bukan tidak mungkih memunculkan fitnah to?
Yang kedua, sebagai perempuan kita harus pandai menjaga kehormatan diri kita, kenapa? Baik secara agama maupun norma sosial tentu sudah jelas kan? Jangankan sudah menikah belum menikah, terus kita dekat dengan lelaki yang bukan mahram pasti menimbulkan fitnah kan? T.T *ingeet dosa masa lalu, huhuhuhu
Jujur saya tidak sempurna, bahkan tidak akan jadi sempurna, cuma saya sedang dan in shaa Allah terus belajar. Saya sendiri berkerudung sudah hampir 11 tahun, tapi ilmu saya masih sangat minim, bahkan di masa lalu banyaak dosa yang pernah saya lakukan, kerudung asal nutup dada, masih bercelana jeans, kaos kaki entah kemana, dan sifat saya yang dulu cenderung tomboy jadi teman lawan jenis itu lebih banyak. Astagfirullah :(
Nah, makanya saya gemes pas ada cerita itu, mungkin hal wajar ya buat sebagian orang tapi buat saya mmm maaf ya itu engga wajar. Untuk sebagian orang di sekitar saya mungkin aneh saat misal saya menolak pergi ketika suami belum memberi ijin, ih gitu amat cuma ngumpul doang. Bukankah perempuan keluar rumah harus ada ijin suami? Itu yang saya tahu.
Apalagi ini? People change, manusia bisa berubah, itu yang saya dapat dari status seorang teman, bisa karena ekspetasi terhadap orang tersebut terlalu tinggi (mengganggap dia jauh mengerti agama sehingga tidak mungkin melakukan hal tersebut) bisa jadi mungkin sedang futur (kondisi iman sedang menurun *cmiww).
Karena ternyata di"tegur" pun sepertinya kok malah kekeuh yang dilakukan engga salah malah tertawa. Semoga hatinya terbuka. :)
Nah, sekelumit *ihh cerita ngalor ngidul gitu dibilang sekelumit :D , ini pelajaran sekaligus pengingat buat saya, perempuan itu istimewa? Kenapa istimewa, saat gadis kalau dia melakukan dosa, ayahnya yang akan menanggung, setelah menikah suaminyalah yang menanggung. Tunjukkan kalau kita sayang mereka, dengan apa? Jaga kehormatanmu, jaga mereka dari tanggungan dosa-dosa yang kita lakukan. Dari hal kecil aja. Ingat selangkah kita melakukan hal yang tak disukai Allah selangkah pula orang yang kita sayang tersebut mendekati neraka. Naudzubillah hi mindzalik.
Sekali lagi, saya juga masih belajar juga, bukan maksud menggurui karena ini juga curcolan ala emak-emak yang sering curhat-curhatan :p.
Rainbow House, Minggu 25 Januari 2015
01:26

0 komentar:

Posting Komentar

 

Ndoroayu's Zone Template by Ipietoon Cute Blog Design