Kamis, 18 April 2013

I'm (Not) Perfect [Book Review]

Judul Buku : I'm (Not) Perfect
Pengarang  : Dian Kristiani

Finally saya mereviu buku, seperti biasa menurut saya setiap buku itu punya cita rasa sendiri, jadi kadang bagus menurut saya belum tentu bagus buat Anda, yaa kayak makanan.


Behind the scene
Buku ini saya beli online langsung ke Mbak Dian-nya, biar dapet tanda tangan gratis. Yang saya suka, beliau menyelipkan nama saya, kadang suka bete kalau ada penulis yang cuma maen tanda tangan aja tanpa ngasih coretan nama saya #curcolanfanssokpenting. Buku ini tiba tadi siang dan baru saja selesai saya lahap.


Tulisan-tulisan mbak Dian di buku I'm (Not) Perfect ini bener-bener  nyentil saya pribadi deh, membahas hal-hal yang kadang terlewat begitu saja sampai hal yang lagi hits, semua dalam kacamata para kaum perempuan.
Sadar atau tidak kadang kita suka nyinyir-in perempuan yang telat menikah, perempuan yang mendapat label janda, perempuan yang memilih bekerja daripada di rumah atau sebaliknya. Sering pula mudah menjudge seseorang yang melahirkan caesar, memberikan sufor kepada anaknya atau kegundahan-kegundahan para menantu terhadap mertuanya, tentang ketidakpercayadirian seorang istri kepada suaminya karena tak seperti istri pada umumnya menurut pandangan orang-orang, sampai masalah perselingkuhan.

Di antara tulisan-tulisan dalam buku itu, ada satu bagian yang paling menyentuh buat saya, I Want My Baby to be Perfect, di situ diceritakan, penulis ragu melakukan USG karena takut bayinya cacat, and then suaminya bilang,

"...Bayangkan jika anak itu diposisimu. Apa dia akan menyesal melihatmu? Punya ibu gendut... Kita beruntung bisa 'intip' dia lewat USG. Kalau ada kekurangan fisik, kita bisa tahu duluan. Lah kalau dia?..." (hal.12-13)

Inti dari tulisan-tulisan Mbak Dian di sini menurut saya adalah lihatlah sesuatu itu dari dua sisi yang berbeda, engga melulu menurut kita, engga melulu sesuai pandangan orang kebanyakan, tapi cobalah memahami juga dari sudut pandang orang yang sudah dijudge salah hanya karena dia berbeda pemikiran. Selain itu juga menyeimbangkan antara introspeksi diri dengan be your self, kadang kita terjebak dengan tudingan orang tentang diri kita, kita  niatnya memperbaiki diri, sibuk menjadi "sempurna" sesuai versi orang lain tapi kehilangan jati diri.

Terima kasih sentilan-sentilannya dalam buku ini, Mbak Dian.

Kamar Kecil Kos, Kamis 18 April 2013
01:20

4 komentar:

  1. Menginspirasi bgt bukunya ya, sempat intip kutipan2 di stat mba di. Yup, kita sukanya ngejudge en berprasangka tanpa sadar, hiks...

    BalasHapus
  2. Tangteh Dew: aku lebih kesentilannya, kadang kita tanpa sadar memkasakan semua pendapat orang harus satu pemikiran sama kita, kalau beda langsung stempel "u wrong!" udah kayak pendosa aja...

    BalasHapus
  3. kayaknya isi bukunya jleb banget, mengajarkan harus lebih hati-hati berbicara, nice posting.

    BalasHapus
  4. mbak wuri: whooooooaa... salam kenal..dan makasih udah ninggalin jejak di sini...menurut saya, tdk hanya berbicara mbak, kadang jika kita beda pemikiran sama orang sering kita langsung mbatin duluan...tanpa berbicara pikiran kita udah menjudge orang...cmiiw

    BalasHapus

 

Ndoroayu's Zone Template by Ipietoon Cute Blog Design