Berbicara tentang perempuan inspiratif, saya sendiri memiliki
beberapa perempuan yang sangat inspiratif dan cukup berpengaruh dalam kehidupan
saya. Setidaknya ada empat perempuan yang saya kagumi dan begitu menginspirasi bagi
saya. Siapa saja mereka? Mari saya kenalkan satu per satu.
1. Eyang
Jika yang lain menempatkan Ibu sebagai perempuan
inspiratif sebagai orang pertama, tanpa mengurangi rasa hormat dan rasa sayang
sayang saya kepada Ibu, saya menempatkan
eyang (Ibunya Ibu saya) sebagai
perempuan inspiratif pada urutan pertama. Eyang, yang oleh cucu-cucunya biasa
dipanggil Eyang Goro (karena rumahnya di Kanigoro, Blitar) atau Eyang Green
(karena desain rumah eyang dari cat, furnitur, korden didominasi warna hijau).
Kenapa eyang menjadi perempuan inspiratif pertama
bagi saya? Banyak cerita yang membuat saya kagum, yang sebenarnya bisa
berlembar-lembar untuk menceritakan kisah beliau. Namun kali ini saya akan
mengambil garis besar perjuangan beliau. Satu kalimat yang selalu saya ingat, “Jadilah anak yang’ lebih’ dari orang
tuannya”, maksudnya seorang anak harus menjadi lebih baik dalam segala hal daripada
yang telah dicapai oleh orang tuanya.
Prinsip itulah yang mendorong eyang untuk
menyekolahkan seluruh anak-anaknya sampai minimal Sarjana. Itu bukan hal yang
mudah, eyang hanya seorang guru SD, sementara eyang kakung wafat saat keempat
anaknya masih kecil. Kala itu Ibu saya sebagai anak pertama masih kelas tiga
SMP sementara om saya yang paling bungsu masih kelas dua SD.
Ibu saya yang kala itu bercita-cita setelah lulus
SMP ingin langsung masuk SPG (Sekolah Pendidikan Guru) agar ketika lulus bisa
langsung bekerja dan membantu eyang untuk adik-adiknya ditentang eyang. Ibu
harus masuk SMA agar kuliah, uang nanti dicari. Eyang pernah bercerita kepada
saya, suatu hari Ibu pernah menangis pas pulang sekolah karena banyak yang
mengejek “anak janda miskin aja gaya
pakai sekolah SMA”.
Membesarkan empat anak sekaligus dengan jarak umur
anak-anaknya yang berdekatan tentu bukan hal yang mudah. Ibu cerita katanya
dulu kalau kuliah, misal bulan ini ibu mendapat jatah lebih bulan depan gantian
bulik Bety (adiknya Ibu) yang lebih. Syarat utama dari eyang waktu itu adalah
yang penting sekolah di negeri karena kalau swasta eyang pasti engga mampu
membiayai. Mau sekolah dimana pun tidak dilarang yang penting negeri dan tidak
harus dekat, dimanapun silakan.
Itulah kenapa keempat anak-anaknya berpencar semua
dari kuliah demi cita-cita, Ibu saya berhasil menjadi Sarjana di Universitas
Sebelas Maret (UNS) Solo hingga kini menetap di Wonogiri, bulik Bety menjadi sarjana di IKIP Malang kini berwiraswasta dan
menetap di Surabaya, bulik Cety
menjadi sarjana di IKIP Jakarta (sekarang UNJ) sudah beberapa tahun terakhir di
Surabaya sebelumnya saya bisa dibilang jarang ketemu karena beliau mengikuti
suaminya melanglang buana dari mulai Sawahlunto, Solok (Sumatera Barat),
Palembang (Sumatera Selatan), sampai akhirnya sekarang di Surabaya, dan yang
terakhir om Dadang berhasil menjadi sarjana di Universitas Brawijaya Malang
sekarang di Jakarta setelah sebelumnya di Manado.
Tanpa bermaksud menyombongkan diri, saya sebagai
cucu sangat bangga. Eyang pernah bilang, mungkin secara logika ini mustahil,
berbagai cibiran orang sudah seperti makanan sehari-hari, prinsip eyang adalah tak apa banyak utang
asal untuk pendidikan, tak masalah satu persatu harta yang bisa dijual ya dijual demi pendidikan. Kini
Alhamdulillah Eyang tinggal menikmati
hasilnya, anak-anaknya sudah di Pulau Jawa semuanya, lebih dekat. Meskipun
begitu, Eyang sampai sekarang tetap memilih tinggal sendiri, beliau berprinsip
jangan sampai kalau tua ngrepotin
anak. Ya..sesekali ke rumah anak-anaknya nengok cucu-cucunya.
Oh ya eyang saya ini jago lho, jago masak, jago
jahit, jago ngerajut, bikin kristik, bikin tas dari manik-manik gitu.
Hampir semua ya dari sprei, korden, taplak meja, baju-baju saya pas kecil semua
eyang yang bikin. Dulu nih ya, kalau
saya mudik lebaran ke Blitar saya bawa bajunya dikit soalnya kalau disana pasti dijahitin banyak baju sama eyang.
Hahahaha....
Besok tanggal 23 April 2013, eyang tepat berusia 81
tahun. Selamat Ulang Tahun Eyang, semoga panjang umur tetep sehat, tetap
berkarya.
2. Ibu
Siapa sih yang engga jadiin Ibu sebagai
sosok yang inspiratif. Menurut saya pola
mendidik Ibu tidak beda jauh sama Eyang. Salah satunya Ibu selalu mendorong
saya untuk menjadi lebih baik. Jika dulu Ibu pernah dihina karena anak janda
miskin sekolah SMA, sekarang Ibu mengalami sering dianggap kok “tega” sama saya. Kenapa?
Dari TK sampai
sekarang, bisa dikatakan saya ini makin jauh dan jauh demi mendapat pendidikan
yang terbaik. Bukan sekolahan bonafit, tapi sekolahan yang menurut Ibu tenaga
pendidiknya menjamin. Dulu saya sekolah TK di TK yang gedung sekolah aja engga
punya, padahal di saat yang sama ada dua TK lain yang punya gedung punya baju
seragam. Kenapa Ibu milih disitu? Baru beberapa bulan yang lalu ibu bilang,
karena Ibu percaya gurunya bagus, bagus dalam artian bagaimana mendidik
anak-anak kecil sebagai pondasi. Bukan bermaksud menjelekkan guru lain lho
ya...
Begitu pula
SMP-sekarang semakin jauh dari rumah, banyak yang bilang kok tega sih anak
perempuan satu-satunya disuruh kuliah sampai kerja jauh-jauh. Mungkin kalau
engga digituin saya bakal jauh lebih manja dari sekarang.
Ibu selalu menanamkan
bekerja atau tidak bekerja kamu harus menjadi perempuan berkualitas, karena
kamu lah yang mendidik anak-anak kamu nanti. Ambilah setiap keputusan dan bertanggungjawablah,
jadilah perempuan yang berprinsip. Seperti saat sekarang saya memutuskan resign
dari PNS, banyak yang menentang cuma Ibu yang bilang “apapun keputusan kamu, bertanggungjawablah, Ibu selalu mendukung kamu”.
Ada moment paling
berharga buat saya dengan Ibu, sekitar 4
tahun lalu, ketika itu saya baru saja wisuda, teman-teman saya ke salon dan ke
gedung untuk wisuda naik mobil atau minimal taksi lah, saya naik becak, Ibu
saya bilang “engga apa-apa kan sang juara
naik becak?”, pertama kali melihat Ibu menangis haru dan bilang bangga dengan saya, seumur-seumur baru
kali ini Ibu bilang begitu, rangking 1 dari SD, bahkan juara umum pun Ibu engga
pernah bilang seperti itu. Beliau menyatakan bangganya kepada saya, cukup gelar
“Cumlaude Terbaik”, duduk di bangku
deretan paling depan, mengobati rasa sakit Ibu terhadap orang-orang yang dulu
menganggap remeh Ibu, menganggap Ibu tega sama anaknya.
“Biarlah
kamu jadi orang kampung asal otak kamu bukan otak kampungan”
Ibu, Eyang, dan Saya di Lebaran 2012 kemarin
3. Mbak
Dewi Rieka
Mungkin sekarang sudah
tidak asing lagi dengan nama itu, iya beliau adalah penulis Best Seller Anak
Kos Dodol. Pertama kali, sekitar tahun 2009 saya membeli buku pertamanya, jaman
dulu masih musim friendster. Biasalah
saya sok ngritik bukunya mbak Dewi,
hahahah.. tapi malah dari situ saya mulai kenalan.
Buku-buku beliau
selanjutnya pun mulai saya beli, saya yang memang dari awal suka nulis, diberi semangat buat terus
menulis. Dari beliau pula saya mengenal Multiply (yang sekarang tewas) mengenal
blog. Mengenal namanya kopdar.
Sampai sekarang nih,
kalau apa-apa, pasti deh selalu mbak dewi bilang posting-posting, ayo tulis.
Beneran emak dodol yang satu ini nih yang selalu ngasih semangat. Katanya engga
harus beken untuk menulis, itu Andrea Hirata aja bisa, sebelum dia punya buku
Laskar Pelangi siapa yang mengenal, setiap orang punya kesempatan kok.
Mbak Dew juga nih yang
jadi tempat curcol (waswas deh kalau curcolan saya ntar dikomersilkan)
hahahaha sok penting banget. Kini saya mulai belajar
lebih serius lagi. Entah dari kapan Mbak Dewi selalu menyemangati untuk terus
nulis, ikut lomba nulis, apa saja, terus berlatih. Mungkin kalau saya tidak
bertemu mbak Dewi, saya engga akan kenal namanya blog, engga kenal yang namanya
Multiply. Beliau pula yang memperkenalkan saya pada satu per satu para
teman-teman penulisnya, agar saya pede. Apapun tulisanmu, jangan pernah minder,
setiap orang punya taste
sendiri-sendiri. Silakan ke sini kalau mau lihat coretan emaknya kos dodol.
Nuhun
pisan tangteh Dedew...
kopdar pertama dengan Tangteh Dedew di tahun 2009
4. Mommy
Ayu
Saya mengenal Mommy atau banyak yang memanggil Teh
Ayu ini dari blog. Ibu dari dua bidadari, Kirei dan Aiko kece badai deh, yang
bikin saya sirik abis. Kenapa kenapa kenapa?
Awalnyanya sih saya suka aja baca-baca postingan
beliau, tentang kehidupannya, tentang Kirei,
terus baru tahu kalau beliau ini jago masak. Asli tiap lihat blognya,
please jangan pernah berkunjung pas lagi laper. Mungkin kalau saya jadi
tetangganya Mommy, saya bakal tiap hari minjem sesuatu ke rumah Mommy modus
buat nyicipin masakannya.
Selain jago masak, Mommy ini jago moto juga, lihat
deh ke sini , padahal ya katanya itu pakai kamera
handphone dan kalau engga salah kadang penerangannya ditambah pakai lampu senter.
Saya mungkin belum
pernah bertemu, selama ini pun kami hanya lewat dunia maya untuk berkomunikasi.
Tapi jujur dari Mommy, saya banyak belajar how
to be the great woman, wife and mom. Dulu saya berpikir dengan fasilitas
komplit kita baru bisa menjadi hebat, dari Mommy saya lihat, sering beliau
membuat masakan yang luar biasa dari bahan yang bener-bener asli nemu sisa di
kulkas, nemu tahu satu aja bisa jadi makanan yang endang bambang (baca: enak banget), silakan berkunjung ke blog
beliau , pasti banyak engga nyangka foto-foto
makanan itu hanya diambil dari kamera hape, iya handphone, yang kata Mommy
handphone China. Beneran Mom?
Asli, sebagai seseorang
yang baru saja mendapat amanah menjadi istri, kehidupan Mommy yang ditulis
beliau, banyak menginspirasi saya.
Tulisan ini sekaligus
kado saya untuk perempuan-perempuan yang menjadi inspirator saya selama ini,
juga untuk perempuan-perempuan hebat di luar sana.
Ingatlah
dibalik kesuksesan para laki-laki, ada perempuan hebat di belakangnya.
GS Lt.4, 22 April 2012
10.45
Waa..jadi tersanjung afin, makasih byk ya say untuk semuanya..terima kasih udah mau jd temenku * peluuuk
BalasHapushihihii *peluuuk balik*
BalasHapustulisannya inspiratif ^_^
BalasHapusmakasih mbak mbak wuri.... :)
BalasHapussuka sama semua yg ditulis kecuali ini : Ingatlah dibalik kesuksesan para laki-laki, ada perempuan hebat di belakangnya.
BalasHapuskenapa mesti di belakang sih bahasanya?hehehee...
after all, nice share Afin *sembari jiwit mak Dedew :l:
Mbak Uniek: eh...apa ya mbak pasnya selain "belakang"?
BalasHapusMakasih udah dikritik dan salam kenal :)
hiks hiks aku terharu ada gitu yah orang yg terinspirasi sm aku :((
BalasHapustapi beneran say, eyang juara bgt, masyaAlloh, bahkan aku aja kadang suka mikir kl suami gak ada sanggup gak yah ngasih mkn anak, ini sampai nguliahin 4 anak...
jd dirimu resign say?kenapa? luar biasa lho... diantara berjuta orang yg pgn jd pns....
apa krn ga mau LDM? subhanalloh...^^
ini mi cerita sekelumitnya http://coretanndoroayu.blogspot.com/2013/04/kuis-i-not-perfect.html
BalasHapusiya, aku nulis ini sambil nangis lho, kalaumenurut logika manusia, mana bisa..mana bisa gaji yang mungkin untuk makan berlima aja mungkin kurang, tapi Alhamdulillah, Allah selalu mencukupkan rejeki setiap hambaNya...
Betul2 wanita2 yang menginspirasi yah,,
BalasHapussalam saya yah,,,
jangan lupa mampir dimari yah hehehe
salam kenal... *meluncur ke tkp*
BalasHapus