Selasa, 14 Mei 2013

Aku, Mahasiswa Kupu-Kupu


Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam.

Ini cerita masih ada sedikit sambunganya dengan yang di sini. Kalau engga nyambung di sambung-sambungin aja yaahh.. Hihiiihii maksa. Jadi setelah kecewa gara-gara beasiswa, yasudahlah saya engga mau hunting beasiswa lagi. Eh engga dinyana engga diduga di semester 5 kalau tidak salah, saya tiba-tiba dipanggil Sekretaris Ketua Jurusan saya. Beliau memberi amanah agar saya mau mewakili jurusan saya untuk ikut seleksi Mahasiswa Berprestasi (mawapres), walaupun kata beliau kamu menang engga menang tetep dapat juara tapi usahakan materi kamu juga jangan malu-maluin. Kenapa dibilang menamg engga menang pasti dapat juara, jadi kalau juara itu kan pasti ada juara I, juara II, dan juara III. Nah, di seleksi mawapres tingkat fakultas itu akan diambil juara I dari DIII dan juara I dari S1 untuk maju ke tingkat universitas. Kebetulan jumlah jurusan DIII di fakultas saya cuma ada 4, jurusan DIII Bahasa Inggris, DIII Perpustakaan dan Informasi (jurusan saya), DIII Kearsipan, dan DIII Bahasa Jepang, sementara kalau tidak salah jurusan DIII Bahasa Jepang itu jarang mengirimkan wakilnya.


Foto sehabis Mawapres  saat masih kurus

Singkat kata singkat cerita sudah di hari H lomba dan langsung ada pemenang, saya juara II eh apa I ya pakai ngaku-ngaku pula hihihiii. Jujur dengan 3 peserta aja saya lupa saya juara berapa, yang jelas saya yang emang mahasiswa kupu-kupu jadi kenal mahasiswa jurusan lain, dan doohh bikin makin minder aja deh, yang lain anak kampus banget, ada yang anak BEM ada yang ikut di jurnalistik kampus, ada yang udah wara-wiri ke luar negeri buat mewakili kampus. Eh ya, karena peserta DIII dan S1 digabung jadi ya kita ngobrol-ngobrol.

Dan semakin tertohok itu, engga tau ya itu gombal atau saya ke geeran atau memang cuma basa basi, waktu itu ada yang dari BEM bilang, “kok kamu engga masuk BEM?”, dan dengan polosnya saya bilang “engga tau caranya”. Dan diketawain tuh sama peserta lain,”kamu yang waktu semester I presentasi di GOR itu kan?”, ditanya lagi saya, “ehhh kok tau mas?”, kaget aja itu kan udah lama dan itu semua jurusan ada disitu engga cuma 10-20 orang ada mungkin 100an , ”aku liat kayaknya sih kamu pinter tapi tipe mahasiswa yang engga aktif ya tipe-tipe mahasiswa kupu-kupu, coba kamu ikut BEM atau yang lain pasti lebih berkembang, jadi engga monoton juga hidupnya”. Aseem!! Habis dipuji langsung dibanting. Hahahaha..

Tapi ya gimana ya, saya dulu kuliah aja udah jenuh apalagi kalau dari 06.30 sampai 17.30. Boro-boro pagi-pagi setengah hari kuliah aja bawaannya pengen pulang ke kos buat ngegame ngademin pikiran atau ke warnet ngadem beneran. Hahahaha...

Layaknya kehidupan sehari-hari memang kehidupan kampus menghadirkan berbagai mahasiswa dengan sisi kehidupannya dengan kampus, ada mahasiswa yang aktif berorganisasi sampai kuliah malah jadi nomor dua, ada yang sebaliknya seperti saya, ada yang mungkin seimbang seperti mbak-mbak dan mas-mas peserta tadi.

Walaupun mungkin ya... mungkin lho...sebenarnya kalau dipikir-pikir ada benernya juga ikut organisasi karena sesuatu harus imbang dari kedua sisinya kan ya? Engga melulu kampus tapi juga perlu berorganisasi, perlu bersosial jadi engga sama itu-itu aja gaulnya. Alah bahasanya. Selain itu, di tahap jadi mahasiswa ini kita disiapkan untuk siap terjun dalam kehidupan masyarakat. Bukan lagi dianggap dasar anak sekolah masih bau kencur, dan berorganisasi (mungkin) adalah tempat yang tepat untuk tempat belajar.
CMIIW...

Ini adalah curhatan mantan mahasiswi kupu-kupu.  Hehehehe...

Rumah Dahlia
Selasa 14 Mei 2013
10:34

2 komentar:

 

Ndoroayu's Zone Template by Ipietoon Cute Blog Design