Tulisan
ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keempat. Ahh... akhirnya setelah sibuk
ngurus pindahan dan beberes, saya bisa menyelesaikan coretan ini yang engga
terasa udah setengah perjalanan. Sebenarnya soal warna favorit alias warna
kesukaan, saya mengalami perubahan dari masa ke masa. Dan entah karena
tersugesti atau apa, ternyata memang benar jika warna favorit itu mempengaruhi
karakter seseorang.
Masa kecil saya, banyak
didominasi warna merah, hampir setiap pakaian warna merah selalu mendominasi,
atau paling tidak selalu ada unsur warna merahnya. Saya sendiri tidak ingat
apakah saya suka warna merah ketika kecil, namun entah kenapa, hampir semua
baju atau celana, merah itu ada dimana-dimana dan yang saya ingat setiap
mendapat baju baru dari saudara selalu merah.
Dari beberapa artikel yang saya
baca, merah itu identik dengan semangat yang menggebu-gebu, pemberani, ya
singkatnya adalah pribadi yang semangat ceria, dan itu memang “gue banget” . Setiap melihat foto-foto
saya jaman bocah dan berdasarkan cerita saya ini memang termasuk anak yang engga bisa diem. Suka banget nyanyi-nyanyi, setiap ada musik atau tarian di TV
atau disetelin kaset saya pasti
langsung nari. Selain itu, hubungan saya dengan orang sekitar pun bisa dibilang
anak yang pede, engga pandang umur,
entah itu yang sebaya atau yang jauh lebih tua saya pasti ceriwis, mungkin bisa
dibilang supel.
Oh ya, ada satu yang saya ingat
merah itu tipe pemimpin dan doyan tampil, itu kayaknya beneran deh. Pasa saya kecil, duh seneng banget kayaknya jadi anak
yang doyan tampil, engga penakut
jeleknya jadi cenderung Bossy. Makanya entah kenapa setiap melihat foto-foto
saya kecil pasti jadi ingat lagunya Vina Panduwinta yang Kumpul Bocah, saya
pasti nyengir kalau dengar liriknya.
Kaki kecil berlari kesana kemari
Sambil tertawa riang
Kedua tangannya diayun kiri kanan
...
Bocah centil yang tidak dapat
duduk tenang
Pinggulnya selalu goyang
si merah-merah delima alibaba yang ceria
Hahaha... centil, yap, itu saya
banget. Semakin besar sekitar SD kelas 4 atau kelas 5 entah kenapa saya mulai
benci warna merah, saya selalu bilang merah itu jahat. Mungkin ibarat orang
makan, udah eneg kali merah terus. Saya cenderung menyukai warna-warna pelangi itu
karena pengaruh baju-baju Trio Kwek-Kwek jaman itu, ada kuning, pink, hijau.
Mungkin inilah masa-masa transisi, dimana saya mulai berubah-berubah, bisa
dibilang lebih kalem namun tetap ceria seperti warna pelangi.
Mulai SMP inilah saya mulai
tergila-gila dengan warna biru, biru
muda tepatnya. Mulai dari tas, peralatan sekolah dari tempat pensil, pensil,
pulpen, penggaris, buku, dan lainnya semua biru. Sampai bando, jepit rambut,
ikat rambut pun biru. Rasanya pede luar biasa
kalau udah dari ujung rambut sampai ujung kaki biru, eh sepatu tetap
hitam deng sesuai aturan sekolah,
Fifin (panggilan saya ketika SMP) dan warna biru itu mulai pun menjadi
identitas. Saya ingat ada teman yang nyeletuk “kalau foto rame-rame gini paling gampang nyari Fifin, cari aja yang
serba biru”, saya sih cuma nyengir.
mulai SMP mulai berbiru-biru di setiap moment
Dari karakter juga beda, kalau
pas kecil saya identik dengan centil, ceria, pemberani, entah bagaimana saya
jadi anak yang minderan, engga seberani dulu. Apa-apa takut apalagi kalau
ketemu orang baru. Jadi lebih kalem seperti karakter biru yang menenangkan.
Dari segi meluapkan emosi ketika marah pun berbeda, entah ini faktor usia atau memang
warna juga ikut mempengaruhi. Saya kecil
itu kalau marah dulu histeris, teriak-teriak, sedangkan mulai SMP itu kalau
marah lebih seringnya jadi nangis dan dipendem sendiri.
Kesukaan saya terhadap warna biru
itu masih bertahan sampai sekarang, bahkan setiap moment selalu identik dengan
biru. Ketika saya menjadi mayoret pas SMP, saya jahitin baju warna biru, moment
wisuda kebaya pun biru, yang terbaru yang moment pernikahan saya. Baju
pernikahan memang tidak ada yang biru, karena saya memakai baju adat, tetapi
semua, dari seragam panitia, keluarga, sampai dekorasi berwarna biru.
my special moment
Apa ya menurut saya biru itu
menenangkan, biru itu bisa melindungi semua. Saya beranggapan biru itu memeluk
semua, lihat lautan dan langit yang biru. Menenangkan. Memang saya tidak lagi seaddict dulu terhadap biru, saya mulai menyukai warna-warna lain,
warna-warna pastel. Iya tetap saja warna biru tetap menjadi favorit.
Satu hal yang membuat saya rindu
saya yang dulu adalah keberanian dan keramahan saya ketika kecil. Saya sendiri
merasa berbeda sekali dengan dulu, saya sekarang jujur kurang menyukai bertemu
orang-orang baru, saya selalu khawatir nanti saya harus bagaimana, ngobrol apa,
beda sekali dengan dulu. Mungkin kalau Afin bocah dan Afin sekarang bertemu,
saya yakin pasti Afin bocahlah yang ngajak saya kenalan dan ngobrol.
Rumah Dahlia
Sabtu, 4 Mei 2013
10:41
hallo lam kenal, suka warna biru ya? warna biru warnanya saya jaman remaja dulu, sekarang ungu. mampir balik yu di: http://evrinasp.wordpress.com/2013/05/04/manfaat-warna-bagi-kehidupan/
BalasHapushalo mbak evrina... makasih sudah mampir :)
BalasHapusbiru itu menenangkan mba...blognya bagus banget mba unyu - unyu :D
BalasHapusheheeee makasih mbak aty....
BalasHapusateu sayang...itu jaman sma kecil bgt yah kayak aku...:)
BalasHapushihihiii iya mom...tapi Uno ga suka liatnya katanya... untung blm ketemu pas SMA
BalasHapus