Sabtu, 04 Mei 2013

Perubahan Karakter seiring Perubahan Warna Favorit


Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keempat. Ahh... akhirnya setelah sibuk ngurus pindahan dan beberes, saya bisa menyelesaikan coretan ini yang engga terasa udah setengah perjalanan. Sebenarnya soal warna favorit alias warna kesukaan, saya mengalami perubahan dari masa ke masa. Dan entah karena tersugesti atau apa, ternyata memang benar jika warna favorit itu mempengaruhi karakter seseorang.

Masa kecil saya, banyak didominasi warna merah, hampir setiap pakaian warna merah selalu mendominasi, atau paling tidak selalu ada unsur warna merahnya. Saya sendiri tidak ingat apakah saya suka warna merah ketika kecil, namun entah kenapa, hampir semua baju atau celana, merah itu ada dimana-dimana dan yang saya ingat setiap mendapat baju baru dari saudara selalu merah.

Dari beberapa artikel yang saya baca, merah itu identik dengan semangat yang menggebu-gebu, pemberani, ya singkatnya adalah pribadi yang semangat ceria, dan itu memang “gue banget” . Setiap melihat foto-foto saya jaman bocah dan berdasarkan cerita saya ini memang termasuk anak yang engga bisa diem. Suka banget nyanyi-nyanyi, setiap ada musik atau tarian di TV atau disetelin kaset saya pasti langsung nari. Selain itu, hubungan saya dengan orang sekitar pun bisa dibilang anak yang pede, engga pandang umur, entah itu yang sebaya atau yang jauh lebih tua saya pasti ceriwis, mungkin bisa dibilang supel.

Oh ya, ada satu yang saya ingat merah itu tipe pemimpin dan doyan tampil, itu kayaknya beneran deh. Pasa saya kecil, duh seneng banget kayaknya jadi anak yang doyan tampil, engga penakut jeleknya jadi cenderung Bossy.  Makanya entah kenapa setiap melihat foto-foto saya kecil pasti jadi ingat lagunya Vina Panduwinta yang Kumpul Bocah, saya pasti nyengir kalau dengar liriknya.

Kaki kecil berlari kesana kemari
Sambil tertawa riang
Kedua tangannya diayun kiri kanan
...
Bocah centil yang tidak dapat duduk tenang
Pinggulnya selalu goyang

si merah-merah delima alibaba yang ceria

Hahaha... centil, yap, itu saya banget. Semakin besar sekitar SD kelas 4 atau kelas 5 entah kenapa saya mulai benci warna merah, saya selalu bilang merah itu jahat. Mungkin ibarat orang makan, udah eneg kali merah terus. Saya cenderung menyukai warna-warna pelangi itu karena pengaruh baju-baju Trio Kwek-Kwek jaman itu, ada kuning, pink, hijau. Mungkin inilah masa-masa transisi, dimana saya mulai berubah-berubah, bisa dibilang lebih kalem namun tetap ceria seperti warna pelangi.

Mulai SMP inilah saya mulai tergila-gila dengan  warna biru, biru muda tepatnya. Mulai dari tas, peralatan sekolah dari tempat pensil, pensil, pulpen, penggaris, buku, dan lainnya semua biru. Sampai bando, jepit rambut, ikat rambut pun biru. Rasanya pede luar biasa  kalau udah dari ujung rambut sampai ujung kaki biru, eh sepatu tetap hitam deng sesuai aturan sekolah, Fifin (panggilan saya ketika SMP) dan warna biru itu mulai pun menjadi identitas. Saya ingat ada teman yang nyeletuk “kalau foto rame-rame gini paling gampang nyari Fifin, cari aja yang serba biru”, saya sih cuma nyengir.

mulai SMP mulai berbiru-biru di setiap moment 

Dari karakter juga beda, kalau pas kecil saya identik dengan centil, ceria, pemberani, entah bagaimana saya jadi anak yang minderan, engga seberani dulu. Apa-apa takut apalagi kalau ketemu orang baru. Jadi lebih kalem seperti karakter biru yang menenangkan. Dari segi meluapkan emosi ketika marah pun berbeda, entah ini faktor usia atau memang warna juga ikut  mempengaruhi. Saya kecil itu kalau marah dulu histeris, teriak-teriak, sedangkan mulai SMP itu kalau marah lebih seringnya jadi nangis dan dipendem sendiri.

Kesukaan saya terhadap warna biru itu masih bertahan sampai sekarang, bahkan setiap moment selalu identik dengan biru. Ketika saya menjadi mayoret pas SMP, saya jahitin baju warna biru, moment wisuda kebaya pun biru, yang terbaru yang moment pernikahan saya. Baju pernikahan memang tidak ada yang biru, karena saya memakai baju adat, tetapi semua, dari seragam panitia, keluarga, sampai dekorasi berwarna biru.

my special moment 

Apa ya menurut saya biru itu menenangkan, biru itu bisa melindungi semua. Saya beranggapan biru itu memeluk semua, lihat lautan dan langit yang biru. Menenangkan.  Memang saya tidak lagi seaddict dulu terhadap biru, saya mulai menyukai warna-warna lain, warna-warna pastel. Iya tetap saja warna biru tetap menjadi favorit.

Satu hal yang membuat saya rindu saya yang dulu adalah keberanian dan keramahan saya ketika kecil. Saya sendiri merasa berbeda sekali dengan dulu, saya sekarang jujur kurang menyukai bertemu orang-orang baru, saya selalu khawatir nanti saya harus bagaimana, ngobrol apa, beda sekali dengan dulu. Mungkin kalau Afin bocah dan Afin sekarang bertemu, saya yakin pasti Afin bocahlah yang ngajak saya kenalan dan ngobrol.

Rumah Dahlia
Sabtu, 4 Mei 2013
10:41

6 komentar:

  1. hallo lam kenal, suka warna biru ya? warna biru warnanya saya jaman remaja dulu, sekarang ungu. mampir balik yu di: http://evrinasp.wordpress.com/2013/05/04/manfaat-warna-bagi-kehidupan/

    BalasHapus
  2. halo mbak evrina... makasih sudah mampir :)

    BalasHapus
  3. biru itu menenangkan mba...blognya bagus banget mba unyu - unyu :D

    BalasHapus
  4. heheeee makasih mbak aty....

    BalasHapus
  5. ateu sayang...itu jaman sma kecil bgt yah kayak aku...:)

    BalasHapus
  6. hihihiii iya mom...tapi Uno ga suka liatnya katanya... untung blm ketemu pas SMA

    BalasHapus

 

Ndoroayu's Zone Template by Ipietoon Cute Blog Design